Rashford Sebut Manchester United Kehilangan Arah dan Identitas

Rashford Sebut Manchester United Kehilangan Arah dan Identitas--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Marcus Rashford, yang kini mengenakan seragam Barcelona, melontarkan kritik tajam terhadap mantan klubnya, Manchester United. Ia menilai bahwa klub yang pernah membesarkannya kini kehilangan arah dan terlalu reaktif dalam mengambil keputusan.
Penyerang timnas Inggris tersebut mengungkapkan bahwa United tak memiliki prinsip atau rencana jangka panjang yang konsisten. Menurutnya, jika ingin kembali berjaya, klub perlu membangun fondasi kuat dan memegang teguh identitas permainan yang selaras dengan pemain dan pelatih yang direkrut.
Setelah menghabiskan paruh musim lalu sebagai pemain pinjaman di Aston Villa, Rashford menilai dirinya kini bisa melihat situasi Manchester United secara lebih objektif dari luar. Ia menyebut klub kerap mengambil langkah tambal sulam, lebih mengedepankan solusi jangka pendek ketimbang membangun proyek jangka panjang.
Salah satu kritik terbesar Rashford tertuju pada apa yang ia sebut sebagai "budaya reaksioner" di Old Trafford. Ia menilai klub terlalu cepat mengubah arah berdasarkan tekanan sesaat, entah dari performa buruk atau desakan fans. Padahal, menurut Rashford, kesuksesan sejati hanya bisa diraih melalui konsistensi dan kesabaran dalam proses.
Musim lalu, Manchester United hanya finis di posisi ke-15 Premier League, hasil yang disebut Rashford sebagai bukti nyata dari krisis struktural klub. Ia juga mengkritik narasi bahwa United tengah menjalani masa transisi, dengan mengatakan bahwa transisi yang sesungguhnya belum pernah benar-benar dimulai karena tidak ada arah jelas.
Rashford kini sepenuhnya fokus pada karier barunya di Barcelona, klub yang meminjamnya dari Manchester United dengan opsi pembelian permanen di akhir musim 2025–2026. Dengan kontrak yang masih berlaku hingga 2028, peluang kembalinya ke Old Trafford disebutnya sangat kecil.
Meski begitu, Rashford masih menyimpan ambisi besar untuk kembali ke skuad timnas Inggris dalam Piala Dunia 2026. Ia menyadari bahwa tempat di skuad akan sangat kompetitif dan membutuhkan performa konsisten di level klub.