Usai 12 Hari Perang, Apa yang Didapat Iran dari Serangan Israel?

Jumat 27 Jun 2025 - 17:08 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co - Setelah 12 hari bentrokan sengit, Israel dan Iran akhirnya menyepakati gencatan senjata pada Selasa, 24 Juni 2025. Konflik ini bermula dari serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran, dengan tujuan melemahkan program nuklir Teheran. Serangan awal menghantam sejumlah infrastruktur utama seperti reaktor Arak, fasilitas pengayaan uranium Natanz dan Fordow, serta pusat riset di Isfahan. Puluhan tokoh penting Iran, termasuk ilmuwan dan pejabat militer, turut menjadi korban.

 

Iran membalas dengan serangan rudal ke kota-kota besar Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa, serta menyerang pangkalan militer AS di Qatar. Meski menyebabkan ratusan korban jiwa di pihak Iran dan puluhan di pihak Israel, Teheran justru mendapatkan sejumlah pelajaran dan penguatan dari konflik ini di berbagai sektor:

1. Bidang Nuklir: Pelajaran dan Perhitungan Ulang

 

Meskipun mengalami kerusakan parah pada infrastruktur nuklir dan kehilangan sumber daya manusia ahli, Iran justru mendapat pemahaman strategis baru tentang kerentanannya. Serangan ini memicu wacana internal soal pentingnya pencegahan yang lebih kuat—termasuk kemungkinan mengejar senjata nuklir atau mengadopsi sikap ambigu seperti Israel. Ke depan, Iran diyakini akan lebih berhati-hati dalam memperkuat pertahanannya terhadap ancaman serupa.

2. Bidang Militer: Tahan Gempur dan Efektivitas Rudal

 

Iran kehilangan sejumlah peluncur rudal dan harus menguras sebagian besar stoknya. Namun, kemampuan sistem rudalnya untuk menembus pertahanan Israel menunjukkan ketahanan dan efektivitas militernya. Ini menjadi sinyal bahwa Iran tetap memiliki kapabilitas serangan yang relevan di kawasan, bahkan tanpa mengandalkan kelompok proksi seperti sebelumnya. Meski demikian, kebutuhan untuk memperkuat sistem pertahanan dan memperbarui persenjataan menjadi catatan penting bagi militer Iran ke depan.

3. Bidang Politik dan Diplomasi: Legitimasi dalam Negeri Menguat

 

Alih-alih menimbulkan instabilitas, agresi Israel justru mengonsolidasikan dukungan publik terhadap pemerintahan Iran. Isu perubahan rezim yang disuarakan Israel dan AS tidak membuahkan hasil. Pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian tetap berdiri kokoh, bahkan menyatakan kesiapan untuk kembali ke meja perundingan nuklir, sambil tetap menegaskan hak Iran atas penggunaan energi atom secara damai. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait