Radarlambar.bacakoran.co - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan optimisme tinggi terhadap ketahanan pangan nasional. Ia menilai Indonesia dalam waktu dekat mampu mencapai swasembada pangan, bahkan dalam tempo satu tahun. Hal ini menjadi strategi utama pemerintah untuk memastikan kemandirian di tengah ancaman krisis pangan global yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya.
Keyakinan ini didasarkan pada capaian konkret dalam hal ketersediaan stok pangan nasional. Data pemerintah menunjukkan cadangan beras dan jagung saat ini berada dalam posisi tertinggi sepanjang sejarah, mencapai angka 4,4 juta ton. Angka ini berada di atas rata-rata cadangan nasional dalam dekade terakhir. Di saat yang sama, produksi domestik disebut telah mengalami lonjakan signifikan, yaitu dalam rentang 40 hingga 50 persen. Kenaikan tersebut diklaim sebagai hasil langsung dari kebijakan pemerintah dalam tujuh bulan terakhir, sejak Prabowo mulai menjabat sebagai kepala negara.
Melalui pidato di acara peresmian proyek energi di Ijen dan Blok Cepu, serta dalam forum internasional di St. Petersburg, Prabowo memaparkan pendekatan strategisnya: menciptakan cadangan pangan yang cukup besar sebagai tameng terhadap gejolak global. Cadangan ini tidak hanya mencakup kebutuhan darurat dalam negeri, tetapi juga membuka peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor pangan dunia.
Pemerintah menargetkan tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga mendorong peningkatan ekspor komoditas strategis seperti beras, jagung, dan kedelai. Strategi ini disertai dengan investasi besar dalam infrastruktur pertanian, optimalisasi lahan tidur, modernisasi sistem irigasi, serta perluasan akses petani terhadap pupuk, benih unggul, dan pembiayaan murah.
Dengan cadangan pangan yang disebut sebagai yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir, Prabowo menilai Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara yang mandiri secara pangan dan bahkan menjadi pemasok kebutuhan pangan regional dan global. Dalam pandangannya, ketahanan pangan adalah fondasi utama bagi ketahanan nasional secara keseluruhan, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Langkah cepat dan program intensif untuk mencapai swasembada ini dinilai sebagai bentuk kesiapsiagaan negara terhadap segala kemungkinan terburuk, termasuk disrupsi rantai pasok internasional, perubahan iklim ekstrem, hingga konflik antarnegara yang bisa berdampak pada pasokan bahan pangan dunia.
Melalui pendekatan ini, Prabowo berharap Indonesia tak hanya bertahan dari ancaman krisis global, tetapi juga tampil sebagai negara yang berperan aktif dalam menjamin stabilitas pangan dunia. Program swasembada yang digenjot dalam waktu singkat ini sekaligus menjadi salah satu tonggak utama dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.(*/edi)