RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Penetapan tarif impor sebesar 19 persen oleh Amerika Serikat terhadap seluruh produk ekspor asal Indonesia tidak banyak menggoyang industri pangan dalam negeri. Salah satu yang tetap stabil dalam rantai pasok global adalah industri gandum nasional yang selama ini memasok kebutuhan tepung terigu di dalam negeri.
Keputusan Presiden AS Donald Trump itu memang berdampak terhadap berbagai sektor ekspor, terutama alas kaki, tekstil, hingga komponen elektronik. Namun, bagi industri pangan, termasuk pabrik penggilingan terigu, kebijakan tersebut dipandang tidak mengubah skema pengadaan bahan baku secara signifikan.
Hingga kini, Indonesia masih mengandalkan impor gandum dari lebih dari 20 negara di dunia. Pasar internasional menjadi sumber utama pasokan gandum karena iklim Indonesia tidak memungkinkan tanaman itu tumbuh secara optimal. Beberapa negara pemasok utama meliputi Australia, Kanada, Amerika Serikat, Ukraina, Argentina, hingga beberapa negara Eropa dan Asia Selatan.
Dalam hal ini, para produsen tidak terpaku hanya pada satu negara, melainkan mengandalkan mekanisme pasar bebas dan bersaing secara komersial. Hal itu membuat harga dan kualitas gandum yang masuk ke dalam negeri tetap terjaga.
Komitmen Pembelian Jangka Panjang
Meski beban tarif baru diberlakukan, kerja sama dagang Indonesia-AS tetap berjalan. Bahkan, industri terigu nasional menjalin kesepakatan jangka panjang untuk meningkatkan pembelian gandum dari Negeri Paman Sam.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan lembaga pemasaran gandum AS, U.S. Wheat Associates (USW), pada 7 Juli 2025. Dalam kesepakatan itu, Indonesia berkomitmen membeli minimal satu juta metrik ton gandum giling asal Amerika Serikat setiap tahun selama lima tahun ke depan. Nilai pembelian ini setara dengan sekitar 36,7 juta gantang atau senilai lebih dari 250 juta dolar AS per tahun.
Komitmen ini juga merupakan kelanjutan dari tren positif perdagangan antara kedua negara. Dalam lima tahun terakhir, volume impor gandum dari Amerika ke Indonesia rata-rata mencapai 500.000 metrik ton per tahun, dengan puncaknya pada musim pemasaran 2024/2025 mencapai hampir 800.000 metrik ton.