BELALAU – Proyek perbaikan infrastruktur di ruas jalan nasional Padang Tambak–Krui yang melintasi Pemangku Kampung Sawah, Pekon Sukarame, Kecamatan Belalau, Lampung Barat, kini menuai keluhan warga. Meskipun perbaikan gorong-gorong permanen telah rampung, namun penyelesaian tahap akhir berupa pengaspalan justru tak kunjung dilakukan.
Sudah hampir sebulan sejak pekerjaan gorong-gorong dituntaskan oleh pelaksana proyek, namun permukaan badan jalan dibiarkan terbuka dan hanya ditimbun material seadanya. Akibatnya, debu beterbangan setiap kali kendaraan melintas, mengganggu aktivitas dan kenyamanan warga sekitar. Bahkan sangat dikhawatirkan material split yang bertaburan tergilas roda kendaraan mengenai rumah dan warga sekitaran.
Warga setempat menilai, proyek yang awalnya disambut positif kini berubah menjadi sumber polusi. Selain mengganggu jarak pandang, debu yang menumpuk juga berpotensi mengganggu kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia yang tinggal di sepanjang ruas jalan.
“Kami bersyukur perbaikan gorong-gorong sudah dilakukan, tapi tanpa pengaspalan justru menambah masalah baru. Setiap hari debu masuk ke rumah-rumah, bikin sesak napas dan kotor,” keluh Hadri, salah seorang warga.
Proyek ini merupakan bagian dari program pemeliharaan berkala jalan nasional yang digarap oleh PT Jasa Promix Nusantara (JPN). Kegiatan ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dan berada di bawah tanggung jawab pemerintah pusat.
Kini warga berharap, pengaspalan segera dilakukan agar fungsi jalan kembali optimal dan kenyamanan masyarakat bisa dipulihkan. Mereka meminta agar pelaksana kegiatan tidak membiarkan proyek setengah jadi terus berlarut-larut.
Jika dibiarkan terlalu lama, selain menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi ini juga bisa membahayakan pengguna jalan, terutama saat musim hujan tiba, karena jalan yang tidak rata rawan menyebabkan kecelakaan. (rinto/nopri)