Penahanan Pekerja Korsel di AS Guncang Rencana Investasi Miliaran Dolar

Sabtu 13 Sep 2025 - 06:11 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung memperingatkan bahwa penahanan ratusan pekerja asal negaranya di Amerika Serikat dapat berdampak serius pada rencana investasi besar yang sedang dijalankan. Insiden ini menimbulkan kegemparan di Korea Selatan, sekaligus menambah tekanan terhadap pemerintahan Lee yang baru berjalan 100 hari.

 

Sebanyak 330 pekerja, termasuk 316 warga Korea Selatan, ditahan otoritas imigrasi AS dalam razia di proyek pembangunan pabrik baterai Hyundai Motor Co. dan LG Energy Solution Ltd. di Georgia. Para pekerja itu dikirim hanya untuk tinggal sementara guna memasang peralatan, namun terjebak razia akibat berulangnya kesulitan memperoleh visa.

 

Pemerintah Korea Selatan kini bergerak cepat dengan mengirimkan tim negosiator ke Washington. Menteri Luar Negeri Cho Hyun bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, sementara Menteri Perindustrian Kim Jung-kwan melakukan pembahasan terpisah mengenai tarif dan tindak lanjut investasi.

 

Meski dijadwalkan dibebaskan dari pusat detensi dan dipulangkan, peristiwa ini memperburuk hubungan bilateral yang sudah tegang sejak perjanjian dagang Juli lalu. Amerika Serikat tetap mempertahankan bea masuk 15% untuk sebagian besar impor Korea Selatan, sementara janji penurunan tarif mobil dari Presiden Donald Trump belum juga terealisasi.

 

Situasi ini berpotensi menjadi ganjalan dalam pertemuan Lee dan Trump bulan depan di sela KTT APEC di Gyeongju. Ketegangan semakin meningkat karena kedua pihak masih berselisih soal komitmen investasi Korea Selatan senilai US$350 miliar yang menjadi pilar utama kerja sama ekonomi.

 

Di sisi lain, Lee menekankan pentingnya perdamaian di Semenanjung Korea. Ia menilai stabilitas kawasan tidak hanya bergantung pada kebijakan institusional Amerika Serikat, tetapi juga pada gaya kepemimpinan pribadi Presiden Trump.

 

Dalam bidang ekonomi domestik, Lee menyoroti lemahnya valuasi pasar saham Korea Selatan akibat tata kelola perusahaan yang buruk dan ketidakstabilan politik. Rencana pemerintah untuk menurunkan ambang batas pajak capital gain sempat memicu aksi jual besar-besaran, membuat investor ritel khawatir akan melemahnya kepercayaan pasar.

 

Sementara di sektor energi, Lee menyatakan pembangunan tambahan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak realistis. Sebagai gantinya, Korea Selatan akan mempercepat pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya dan angin, sebagai solusi jangka panjang. (*)

Kategori :