RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Mantan panglima militer Israel, Herzi Halevi, mengungkap pengakuan mengejutkan terkait operasi militer di Jalur Gaza. Dalam rekaman yang dipublikasikan Ynet dan dikutip Al Arabiya, ia menyebut lebih dari 200 ribu warga Palestina tewas atau terluka sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023.
Jumlah ini mendekati data Kementerian Kesehatan Gaza yang mencatat 64.718 korban tewas dan 163.859 luka-luka hingga kini. Dengan populasi Gaza mencapai 2,2 juta jiwa, berarti satu dari sepuluh penduduk menjadi korban. Data bocoran intelijen Israel yang dikutip The Guardian juga menunjukkan 80 persen korban adalah warga sipil.
Halevi menegaskan keputusan militernya tidak pernah dihalangi penasihat hukum. Ia menyebut peran penasihat hukum sebatas membela legalitas tindakan militer di mata dunia, bukan membatasinya. Kritik pun bermunculan, termasuk dari pakar hukum Israel yang menilai penasihat militer hanya menjadi “stempel” pembenaran operasi.
Situasi Gaza semakin memburuk dengan serangan yang menargetkan permukiman, rumah sakit, dan pusat bantuan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 2.400 orang tewas dan 18 ribu luka-luka saat berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan sejak Mei. Selain itu, ratusan warga meninggal akibat kelaparan, termasuk puluhan anak-anak, seiring pembatasan ketat pasokan makanan oleh Israel.
Hingga September 2025, korban jiwa di Gaza diperkirakan melampaui 64.800 orang. Perang ini tidak hanya menghancurkan wilayah kantong Palestina, tetapi juga menyeret Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICC). (*)