Rafah Tetap Ditutup, Gencatan Senjata Israel–Hamas di Ujung Tanduk

Senin 20 Oct 2025 - 12:50 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Penutupan penyeberangan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir kembali memperpanjang derita warga Gaza. Israel menyatakan bahwa pembukaan jalur utama itu baru akan dilakukan setelah Hamas menyerahkan jenazah sandera yang tewas. Situasi ini memperkeruh hubungan antara kedua pihak yang tengah berselisih soal pelanggaran gencatan senjata.

 

Kedutaan Palestina di Mesir sebelumnya mengumumkan rencana pembukaan kembali penyeberangan Rafah pada Senin (20/10/2025) untuk arus masuk bantuan ke Gaza. Namun, keputusan Israel membatalkan hal itu membuat ribuan warga dan bantuan kemanusiaan kembali tertahan di perbatasan.

 

Dalam beberapa hari terakhir, Israel dan Hamas saling menuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Pemerintah AS mengaku telah menerima laporan kredibel soal potensi serangan dari Hamas, sementara pihak Hamas menolak tudingan tersebut dan balik menuduh Israel membentuk kelompok kriminal bersenjata di wilayah Gaza.

 

Hamas mengklaim pihaknya tengah menjalankan operasi keamanan terhadap kelompok yang dituding melakukan penculikan dan penjarahan. Mereka menilai langkah Israel menutup Rafah merupakan bentuk pengingkaran terhadap komitmen perdamaian.

 

Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump—yang menjadi mediator utama kesepakatan gencatan senjata—menyebut Israel berhak melanjutkan operasi militer jika Hamas gagal memenuhi kewajiban dalam perjanjian.

 

Hamas diketahui telah melancarkan operasi di sejumlah wilayah perkotaan yang ditinggalkan pasukan Israel, termasuk bentrok dengan kelompok bersenjata lokal dan melakukan eksekusi publik dalam upaya menegaskan kontrol atas Gaza.

 

Hamas menilai keputusan Israel menutup Rafah akan memperlambat proses evakuasi dan penyerahan jenazah sandera. Dari total 28 jenazah, baru 12 yang berhasil diserahkan kepada Israel sesuai kesepakatan pertukaran sandera yang difasilitasi AS.

 

Perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu terus menimbulkan penderitaan besar bagi warga Gaza. Hampir seluruh penduduknya kini mengungsi, kelaparan meluas, dan fasilitas kesehatan tidak lagi mampu menampung korban.

Kategori :