LUMBOKSEMINUNG - Meski tidak terlalu signfikan, namun fenomena keruhnya air Danau Ranau yang berubah warna menjadi kehijauan ternyata berdampak terhadap kematian ikan di keramba jaring apung (KJA) di Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat.
Hal itu diungkapkan Kabid Pengelolaan Pembudidayaan Ikan pada Dinas Perikanan Kabupaten Lambar Umi Fitria S.Pi., Minggu 28 april 2024.
Umi Fitria menjelaskan, sejak air Danau Ranau dalam kondisi keruh selama tiga pekan terakhir pihaknya menerima laporan dari sejumlah petani pembudidaya ikan bahwa kondisi itu berpengaruh terhadap kondisi normal ikan bahkan ditemukan beberapa kasus kematian ikan.
“Dari laporan yang kami terima, kondisi itu memang sedikit berdampak karena ada peningkatan jumlah kematian ikan. Kalau biasanya satu hari itu ada 1-2 ikan yang mati itukan normal, tapi setelah fenomena ini kematian bisa sampai 10 ekor perhari yang dialami kelompok ikan berukuran besar, sementara untuk ukuran sedang kondisinya normal,” terang Umi.
Meski begitu, saat ini kondisi itu perlahan sudah berangsur normal, menurut hasil pengamatan para pembudidaya, ikan sudah kembali aktif untuk mengkonsumsi pakan dan naik ke permukaan. Dibanding beberapa waktu sebelumnya yang kondisinya lemas dan enggan untuk makan.
“Tadinya kebanyakan ikan itu tidak mau makan dan condong di dasar air. Tapi Alhamdulilah sekarang sudah berlangsur normal, mudah-mudahan secepatnya kondisi air sepenuhnya bisa normal,” kata dia.
Menindaklanjuti fenomena itu, Umi menyebut bahwa selain telah dilakukan pengujian sampel kualitas air oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lambar, rencanaya besok (Senin) tim pihak Balai Budidaya Laut pada Kementerian Perikanan akan turun untuk mengecek kondisi air Danau Ranau tersebut.
“Rencananya besok pihak Balai Budidaya Laut juga akan turun untuk ikut mengecek kondisi air Danau Ranau itu, supaya bisa diketahui apa penyebab dan langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak kerugian dan upaya pencegahan lainnya,” imbuhnya.
Diketahui sebelumya, DLH Lampung Barat telah menurunkan tim untuk melakukan uji sampel air Danau Ranau yang kondisinya keruh. Pengambilan sampel kualitas air dilakukan pada lima titik diantaranya di dermaga, Pekon Lombok, Kecamatan Lumbokseminung pada Jum’at 26 April 2024.
Kepala DLH Lambar M. Henry Faisal menjelaskan, sehubungan adanya informasi dari masyarakat dan hasil koordinasi dengan Camat Lumbokseminung terkait terjadinya kekeruhan air Danau Ranau, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk mengambil dan menguji sampel kualitas air Danau Ranau.
“Ada beberapa parameter yang kita lakukan pengujian meliputi Dissolved Oxygen (DO), suhu Air, Total Dissolve Solid (TDS), Konduktiviti, suhu udara, kelembaban, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solid (TSS) yang kita ukur secara langsung,” terang Henry.
Yang selanjutnya, kata Henry, hasilnya dapat langsung diketahui yaitu khususnya kadar oksigen terlarut dalam air (DO) masih menunjukan kondisi normal atau dalam batas baku mutu, yakni diangka 8, hal ini menunjukan bahwa kadar oksigen terlarut dalam Danau Ranau memenuhi dan menunjang kehidupan makhluk hidup yang ada didalamnya.
“Namun untuk hasil pengujian beberapa parameter lingkungan hasilnya harus menunggu analisis dilaboratorium selama lebih kurang satu minggu antara lain parameter BOD, COD, TSS,” papar dia.
Menyikapi soal adanya kematian beberapa ikan, pihaknya menilai kemungkinan disebabkan oleh ikan yang gagal beradaptasi di lingkungannya. hal tersebut dapat dilihat dari ikan yang mati sebagian besar merupakan ikan berukuran kecil atau anakan.
“Untuk kondisi air yang keruh dan berwarna hijau diduga disebabkan oleh keberadaan alga hijau dari dalam perairan, karena pada dasarnya alga hijau tumbuh apabila lingkungan perairan mengalami peningkatan bahan organik yang menjadi faktor pertumbuhannya. Bahan organik diperairan Danau Ranau diduga karena kondisi perairan yang kotor disebabkan oleh sisa pakan ikan, pembusukan ikan yang mengalami kematian namun tetap dibiarkan dan akhirnya membusuk,” jelasnya.