BALIKBUKIT - Rekomendasi Badan Geologi kepada Pemkab Lampung Barat pasca terjadinya erupsi di Kawah Keramikan Suoh Kabupaten Lampung Barat beberapa waktu lalu, setidaknya ada empat poin. Hal ini berdasarkan analisa dan observasi yang dilakukan di lokasi wisata Kawah Keramikan pasca erupsi.
Kepala Pelaksana BPBD Lampung Barat Padang Priyo Utomo mengatakan, empat poin rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi terkait erupsi Kawah Keramikan itu.
”Masyarakat sekitar kawah dan pengunjung tidak memasuki Kawah Keramikan karena dapat berpotensi terjadi erupsi secara tiba-tiba,” kata dia
Kemudian, masyarakat di Suoh dan pengunjung agar tidak memasuki kawah-kawah lain di sekitaran karena suhu airnya cukup tinggi. Diketahui, suhu pada kawah lebih dar 45 derajat celcius dan batuan di area kawah sangat rapuh sehingga rawan ambles jika terinjak.
Selanjutnya, masyarakat di sekitar kawah dan pengunjung turut menjaga kondusivitas serta tidak percaya dengan berita yang tidak jelas sumbernya.
“Diharapkan juga untuk tetap tenang dan tidak terpancing hoaks. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan pemerintah daerah. Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan rekomendasi kawah,” ungkapnya.
Dijelaskan, letusan yang terjadi pada lokasi wisata Kawah Keramikan beberapa waktu lalu merupakan erupsi freatik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bersama BPBD Lampung Barat telah melakukan analisa dan observasi di Kawah Keramikan itu pasca erupsi.
”Erupsi freatik yang terjadi pada Kawah Keramikan merupakan erupsi biasa atau erupsi dangkal. Erupsi ini dipicu oleh adanya akumulasi tekanan dari uap air pada kedalaman yang relatif dangkal dan terjadi karena beberapa faktor,” ujarnya.
“Faktor-faktor itu diantaranya seperti jumlah atau volume dan waktu pembentukan uap yang memiliki tekanan,” sambungnya.
Lalu pembentukan sekat (seal) oleh mineral-mineral yang mengisi rekahan-rekahan pada batuan penutup (capsrock) dari sistem panas bumi.
Ia menjelaskan, akumulasi tekanan yang terjadi di Kawah Keramikan tersebut berjalan relatif lambat dan hanya mempengaruhi area yang terbatas. Hal itu mengakibatkan aktivitas pada kawah tidak dapat terdeteksi oleh jaringan pemantauan yang normal sehingga letusan sulit untuk diprediksi.
“Gas-gas CO2, H2S, dan SO2 yang terdeteksi di kawah-kawah yang ada di Suoh konsentrasinya relatif kecil dan tidak berbahaya bagi kehidupan. Berdasarkan hasil pengukuran kegempaan pasca erupsi juga tidak menunjukkan adanya kegempaan yang berhubungan dengan aktivitas magmatik,” tambahnya. *