Deepfake Bisa Jadi Ancaman Dalam Pilkada
Bacakoran.radarlambar.co - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) hingga saat ini terus mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Bahkan terjadi berbagai serangan siber berkat bantuan AI tersebut, banyaknya identitas hingga foto, audio dan video palsu, dengan menggunakan teknologi deepfake itu tentunya harus menjadi perhatian serius.
Terlebih dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024. Teknologi deepfake atau AI itu juga bisa menjadi ancaman dalam Pilkada.
Dilansir dari berbagai sumber, deepfake merupakan video, foto dan audio palsu yang direproduksi dari sumber aslinya dengan menggunakan kecerdasan buatan yang saat ini dikenal sebagai AI.
Berbagai konten hasil deepfake yang sering kita jumpai di berbagai platform maupun media sosial lainnya itu terlihat seperti nyata dan mirip dengan sumber aslinya. Artinya, semua itu dimanipulasi berkat teknologi AI yang bertujuan untuk menirukan kemiripan seseorang.
Konten yang dihasilkan dengan teknologi AI tersebut, bisa menggambarkan orang sungguhan, bahkan orang itu menyampaikan sesuatu yang tidak dikatakan oleh orang aslinya.
Sebelumnya, teknologi AI hanya digunakan dalam industri hiburan, seperti mengedit video, foto dan sebagainya. Namun, saat ini banyak video-video ataupun konten deepfake yang digunakan untuk penipuan. Kondisi ini tentu dikhawatirkan juga akan menjadi ancaman dalam Pilkada, dengan melakukan penyamaran menggunakan deepfake seperti membuat konten palsu berupa video dan lainnya yang tentu akan mempengaruhi kondusifitas suatu daerah dalam melaksanakan pesta demokrasi.
Banyak yang sulit atau mungkin tidak mampu dalam mengidentifikasi video, suara bahkan gambar palsu dengan penggunaan deepfake tersebut, sehingga itu akan menimbulkan keraguan bagi para Pemilih dalam Pilkada, tentu akan berdampak terhadap kandidat dalam Pilkada.
Selain itu salah satu masalah utama yang dikhawatirkan yakni penggunaan AI menyebarkan berita palsu, disinformasi, hingga propaganda. Dengan kemajuan teknologi deepfake, juga semakin sulit untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.(*)