Kenapa, Lansia Bersikap Seperti Anak Kecil, ini Penjelasannya.
foto: ilustrasi freepik.com--
Radarlambar.Bacakoran.co - Kondisi lansia bersikap seperti anak kecil itu bisa saja terjadi. Hal itu disebabkan oleh faktor medis serta psikologis? Simak di sini.
Tak cuma gangguan kesehatannya yang kian menurun, makin tua usia seseorang sikap mereka bisa menjadi seperti anak kecil. lansia dapat bersikap demikian.
Menjadi anak kecil bukan berarti berbicara layaknya seorang balita, melainkan ketidakmampuan lansia melakukan aktivitas sederhana. Lansia juga susah untuk mengendalikan emosi, sehingga jadi mudah ngambek.
Lalu, mengapa orang tua lansia bisa seperti anak kecil? Ini disebabkan oleh faktor medis (penyakit) apa psikologis?
Dipengaruhi oleh Penurunan Fungsi Kognitif
Kebanyakan lansia yang semakin tua usianya, malah menjadi semakin seperti anak kecil. Penyebab mereka seperti anak kecil, sebenarnya bisa dijelaskan dengan cara medis.
Jadi, faktor utama yang paling memengaruhinya karena adanya penurunan kognitif.
Penurunan fungsi kognitif biasanya dengan cara alami. Kondisi itu tidak bisa dicegah, akan tetapi bisa diperlambat.
Saat kita makin tua serta masuk ke fase lansia, otak pun akan menciut. terjadilah penurunan kualitas memori serta fungsi kognitif.
Jika sebelumnya mereka bisa melakukan hal-hal rumit, karena ada perubahan pada otak akibat faktor usia, jadi yang sederhana pun bisa terlupakan.
Kondisi itu paling sering terjadi pada wanita. Sebab, ada pengaruh dari peran hormon terhadap perubahan fungsi kognitif, dan perubahan fungsi reseptor estrogen di otak terhadap kemampuan belajar dan memorinya.
1. Penurunan Fungsi Kognitif Memengaruhi Sisi Psikologis
Ketika penurunan kognitif terjadi terus-menerus dengan lansia, otomatis akan membuatnya merasa tidak becus serta “benci” kepada dirinya sendiri.
Kurang lebih, perasaannya seperti atlet profesional yang harus turun level ke amatir karena penambahan usianya.
Kemudian, hal itu akan memengaruhi mood setiap harinya serta membuat orang tua lansia seperti anak kecil. Misal, mereka mudah ngambek.
2. Menghadapi Lansia yang Bersikap seperti Anak Kecil
Perlu diketahui memori jangka panjang lansia lebih baik dibanding memori jangka pendeknya.
Mereka sangat senang menceritakan pengalamannya di masa yang dulu dibandingkan menceritakan kehidupan di masa sekarang.
Ceritanya pun diulang terus seperti anak kecil yang sedang menghafal, kemudian mendeskripsikannya kembali kepada orang lain.
Hal itu wajar saja terjadi sebab ada proses regresi (kemunduran) pada otak mereka, kamu tak perlu menunjukkan rasa kesal terhadap kondisi tersebut.
Pahamilah bahwa ada waktunya kamu mungkin akan berada di posisi mereka. Tentu akan sangat menyakitkan, jika tidak ada yang mau mendengarkan ketika kamu sedang berbicara?
Berikut ini beberapa cara menghadapi sifat orang tua lanjut usia bertingkah seperti anak kecil:
1. Berusaha Mendengarkan
Berusahalah untuk mendengarkan perkataan mereka jangan menginterupsi. Biarkan mereka menyelesaikan pembicaraannya terlebih dahulu.
Jika ada perhentian sejenak, kemungkinan mereka sedang kontemplasi serta berpikir untuk menyampaikan maksudnya.
Lalu, berikan respons-respons kecil yang menandakan kamu sedang mendengarkan pembicaraan mereka, misalnya mengangguk
2. Memberikan Respons yang Sopan
Jika kamu sudah sangat sering mendengarnya serta ingin melakukan aktivitas yang lain, lebih baik katakan langsung, seperti, “Bu/Pak, saya mendengarkan sambil melakukan ini, ya.”
Dengan berkata lembut seperti itu, mereka akan lebih bisa mengerti dibanding langsung didiamkan saja.
3. Lebih Sabar dan Tidak Emosional
Menghadapi orang tua lansia yang bertingkah seperti anak kecil, berusahalah anda tetap sabar.
Jika mereka marah hanya karena masalah sepele, lebih baik kamu jangan memasukkannya ke dalam hati dan menganggap biasa saja.
Ingat bahwa itu sebenarnya hanya wujud dari ketidakpuasan serta kesedihan mereka terhadap dirinya sendiri, sehingga tidak perlu ditanggapi terlalu serius.
4. Mengajaknya untuk Mengikuti Berbagai Kegiatan
Cara mengurangi lansia bersikap seperti anak kecil, kita bisa mengajak melakukan kegiatan yang melatih otak mereka.
Misalnya, membaca buku, bernyanyi (karaoke), ikut organisasi, berkebun, memasak, ikut seminar, dan lainnya
5. Berusaha Berbicara Lebih Jelas
Beberapa lansia kemungkinan tidak suka untuk mengakui bahwa mereka sudah kesulitan mendengar serta memahami percakapan. Tetap berbicaralah dengan tenang serta berusaha berbicara artikulasi yang jelas.
Bicaralah lebih keras akan tetapi tidak teriak. Buatlah kalimat yang pendek. Bila perlu, ulangi secara perlahan.
Semakin banyak kegiatan yang mereka lakukan, maka penurunan kognitif lansia bisa diperlambat. Dengan begitu, risiko orang tua bersikap seperti anak kecil semakin rendah.
Satu lagi, tingkatkan kesabaran anda dalam merawat serta menghadapi orang tua yang lanjut usia.(*)