Najwa Shihab Jadi Sorotan Media Sosial Setelah Kontroversi Ucapan 'Jokowi Nebeng'
Najwa Shihab. --
Radarlambar.bacakoran.co - Presenter dan jurnalis Najwa Shihab tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial, termasuk TikTok, Instagram, dan X (Twitter), setelah sebuah pernyataan yang menuai banyak hujatan. Berbagai pengguna X membagikan tangkapan layar yang menunjukkan komentar negatif terhadap Najwa.
Kritik tersebut berawal dari pernyataannya mengenai Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, yang dikatakan "nebeng" pesawat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) saat pulang ke Solo pada Ahad, 20 Oktober 2024. Dalam potongan video yang beredar, Najwa menyampaikan, “Nggak jadi komersil, sekarang nebeng TNI AU,” saat siaran langsung pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
Awalnya, Jokowi berencana menggunakan pesawat komersial untuk kembali ke Solo setelah masa jabatannya berakhir, tetapi akhirnya memilih pesawat kenegaraan Boeing 737-800 Next Gen yang dikawal oleh delapan pesawat tempur TNI. Ketum Projo yakni Budi Arie Setiadi menjelaskan jika kepulangan Jokowi dengan pesawat tersebut merupakan perintah dari Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan Najwa kemudian viral di media sosial dan menjadi bahan kontroversi, terutama di TikTok. Banyak pengguna yang mengkritik ucapannya dan menganggapnya provokatif, menekankan bahwa keputusan menggunakan pesawat kenegaraan adalah permintaan dari Prabowo.
Serangan terhadap Najwa tidak hanya berupa kritik verbal, tetapi juga berujung pada tindakan pelecehan. Beberapa pengguna bahkan terlihat melakukan aksi membakar buku Najwa yang berjudul "Catatan Najwa." Komentar negatif berisi SARA pun mulai memenuhi unggahan yang berkaitan dengan presenter tersebut.
Seorang pengguna X, @dew***, mencatat bahwa serangan terhadap Najwa Shihab bertujuan untuk "mematikan karakter" presenter kritis tersebut. Dia menyoroti bagaimana komentar rasis dan penghinaan terhadap Najwa meningkat sejak peringatan darurat.
Hal serupa disampaikan oleh @suf***, yang menyebut serangan ini sebagai bentuk pembunuhan karakter atas keberanian Najwa dalam mengkritisi pemerintah. Ia menyerukan agar masyarakat tidak membiarkan tindakan tidak bermoral ini terus berlangsung.