Areal Sawah Kerap Terendam, Harus Ada Penanganan Secara Komprehensif
0812--
BALIKBUKIT - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat menilai permasalahan banjir yang kerap terjadi di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) harus diatasi secara komprehensif oleh seluruh stakeholder terkait.
Kepala DTPH Lampung Barat Nata Djudin Amran mengungkapkan, harus diketahui apa solusi dan penyelesaian penyebab dari banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
”Hal utama yang harus kita lakukan saat ini menangani penyebab banjir agar ke depan kejadian serupa tak terulang. Misalnya perbaikan saluran, normalisasi sungai, perbaikan lingkungan dan hal lain yang perlu dilakukan,” ujarnya.
Sementara, ia juga menyampaikan pihaknya bakal distribusikan bantuan bagi para petani di Kecamatan Suoh dan BNS yang sawahnya terendam banjir.
”Bantuan akan diprioritaskan untuk petani di Kecamatan Suoh dan BNS yang mengalami kerugian akibat banjir. Tentunya masalah bantuan untuk sawah yang terendam banjir, kami DTPH Pemkab Lampung Barat akan prioritaskan untuk wilayah kecamatan Suoh dan BNS,” imbuhnya.
Sebelumnya, sebagian besar petani di Kecamatan Suoh dan BNS Lampung Barat, saat ini mulai melakukan penanaman padi di areal persawahan mereka, yang sebelumnya mengalami kekeringan akibat kemarau panjang dampak dari fenomena El-Nino yang terjadi.
Rizal, salah seorang petani di wilayah itu mengungkapkan, sejak memasuki musim penghujan beberapa minggu lalu, petani langsung menggarap lahan mereka untuk kembali ditanami, setelah sebelumnya petani merugi karena gagal panen akibat dampak kemarau yang terjadi.
”Sudah hampir menyeluruh areal persawahan di Kecamatan Suoh dan BNS ini digarap oleh petani, bahkan sebagian besar sudah ditanami, tepatnya sejak memasuki musim penghujan,” ungkap Rizal.
Namun, kata dia, meski saat ini air tidak lagi menjadi kendala bagi petani untuk bercocok tanm, namun petani menghadapi resiko banjir, yang biasanya terjadi pada saat musim penghujan, dimana sungai-sungai di wilayah itu meluap dan memasuki areal persawahan petani.
”Saat kemarau kekeringan, kalau saat musim penghujan seperti sekarang ini resiko yang dihadapi yakni tanaman padi terendam banjir, yang bisa menyebabkan tanaman padi mati,” kata Rizal menambahkan.
Sebelumnya, Camat Suoh Dapet Jakson mengungkapkan, jika beberapa bulan lalu, petani di wilayahnya terkendala dalam mengolah areal persawaham untuk ditanami karena areal persawahan mengalami kekeringan dan tidak ada sumber air, maka saat ini berbanding terbalik justru petani belum bisa mengolah sawah mereka lantaran banjir kerap terjadi.
”Iya, sejak memasuki musim penghujan, banyak petani mulai mengolah sawah mereka, tetapi sebagian besar belum bisa ditanami karena banjir kerap terjadi, khususnya usai terjadi hujan deras di wilayah hulu," ujar Dapet.
Khawatir akan terjadinya gagal panen lantaran terendam banjir, kata dia, maka sebagian petani memustuskan untuk menunda tanam, sembari menunggu cuaca membaik dan memungkinkan untuk melakukan penanaman tanpa kekhawatiran tanaman padi mereka terendam.
”Kalau dipaksakan untuk melakukan penanaman sekarang tentu resikonya adalah tanaman padi akan terendam dan mati, karenanya banyak petani menunda penanaman, semoga cuaca lebih baik sehingga memungkinan mereka untuk menanam dan padi bisa bertumbuh dengan baik," kata dia.