Fenomena Retakan Bumi di Afrika: Proses Pembentukan Pulau Baru

RETAKAN - Besar muncul di Kenya pada.//Foto: Reuters--
Radarlambar.bacakiran.co - Benua Afrika sedang mengalami fenomena geologis yang menarik, di mana permukaan tanahnya terbelah menjadi dua. Proses ini dikenal sebagai East African Rift (EAR), yang memanjang sekitar 6.400 kilometer di bagian timur benua tersebut.
Menurut para ilmuwan, retakan ini diperkirakan akan terus berkembang selama jutaan tahun ke depan, hingga membentuk sebuah pulau besar yang terpisah dari benua utama. Meskipun demikian, fenomena ini diperkirakan memerlukan waktu yang sangat lama—puluhan juta tahun—untuk mencapai hasil yang signifikan.
Berbeda dengan retakan biasa yang disebabkan oleh pergeseran tektonik horisontal, EAR terjadi akibat pergerakan vertikal dan paralel yang menyebabkan permukaan Bumi seakan terbelah ke segala arah. Proses ini tidak hanya akan menghasilkan pulau baru, tetapi juga meningkatkan kemungkinan terjadinya gempa bumi di kawasan tersebut.
Fenomena serupa pernah terjadi pada zaman dahulu, ketika retakan besar membelah benua dan menghasilkan Samudra Atlantik Selatan, yang memisahkan Afrika dari Amerika Selatan ratusan juta tahun lalu. Kejadian ini menyebabkan lapisan litosfer yang semakin tipis ambruk dan membentuk lembah yang akhirnya terisi air.
Proses serupa diperkirakan akan terjadi di Afrika dalam jutaan tahun mendatang, membentuk dasar laut di sepanjang retakan tersebut dan menghubungkan samudra. Akibatnya, wilayah Afrika akan menyusut, sementara pulau besar yang terbentuk di Samudra Hindia akan menjadi bagian dari Ethiopia dan Somalia. (*)