Eskalasi Konflik: Yaman vs. Israel – Ketegangan Meningkat

Pada Selasa, 17 Desember 2024, PBB menegaskan kembali kekhawatiran terkait kehadiran pasukan Israel yang terus berlangsung di zona penyangga Dataran Tinggi Golan, Suriah. --

Radarlambar.bacakoran.co -Konflik antara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) dan Israel semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun belum ada deklarasi perang resmi, kedua pihak telah saling melancarkan serangan menggunakan teknologi militer canggih. YAF, yang sebelumnya tidak dianggap sebagai ancaman utama oleh Israel, kini telah memperlihatkan kemajuan signifikan dalam kemampuan serangan mereka.

Serangan Terhadap Israel
Yaman telah meluncurkan berbagai jenis rudal dan pesawat tanpa awak (drone) yang berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, menyebabkan kerusakan signifikan di beberapa kota, termasuk Tel Aviv. Pada 19 Desember 2024, sebuah rudal dari Yaman berhasil mencapai Tel Aviv, sebuah serangan yang terjadi di tengah ketegangan akibat peningkatan operasi militer Israel di Gaza, khususnya di Gaza utara.

Tantangan Bagi Israel
Israel sebelumnya menganggap Angkatan Bersenjata Yaman sebagai kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok-kelompok militan seperti Hamas atau Hizbullah. Namun, YAF telah menunjukkan perkembangan pesat dalam kemampuan teknologinya, termasuk kemampuan untuk meluncurkan rudal balistik dan drone yang canggih. Ini membuat YAF menjadi ancaman yang lebih serius, memaksa banyak warga Israel berlindung hampir setiap hari.

Menurut pejabat tinggi Israel, meskipun persenjataan YAF relatif murah, kemampuan mereka untuk terus meluncurkan serangan dengan biaya rendah namun efektif mempersulit pertahanan Israel. Sebuah drone dari Yaman, yang hanya bernilai beberapa ribu dolar, bisa menyebabkan Israel menghabiskan puluhan ribu dolar untuk menghentikan serangan tersebut.

Respons Israel dan Penyerangan ke Yaman
Sebagai tanggapan, Israel telah meningkatkan serangan udara terhadap lokasi-lokasi strategis di Yaman, termasuk serangan besar-besaran pada Bandara Internasional Sanaa. Serangan ini terjadi saat Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedang bersiap untuk terbang ke sana, memperburuk ketegangan internasional.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengutuk serangan ini dan mendesak kedua pihak untuk menahan diri. Serangan Israel terhadap infrastruktur kritis seperti bandara, pelabuhan Laut Merah, dan pembangkit listrik di Yaman semakin meningkatkan keprihatinan internasional.

Ancaman Balasan dari Yaman
Yaman tidak tinggal diam. Menanggapi serangan Israel, Biro Politik Gerakan Ansar Allah (Houthi) mengumumkan kesiapan YAF untuk membalas setiap serangan dengan eskalasi yang setara. Mereka juga menegaskan bahwa Yaman akan terus mendukung Palestina, meskipun serangan terhadap negara mereka semakin intensif.

Pada 26 Desember 2024, YAF melancarkan operasi militer tingkat tinggi, termasuk peluncuran rudal balistik hipersonik Palestine-2 yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Rudal tersebut berhasil mengenai sasaran, meskipun Israel berusaha menghalangi serangan tersebut.

Selain itu, YAF juga menggunakan drone untuk menyerang situs-situs strategis di Tel Aviv. Penyerangan ini menjadi bagian dari respons Yaman terhadap kebijakan Israel yang dianggap agresif terhadap wilayah Palestina yang diduduki.

Konflik yang Berkepanjangan
Para analis militer Israel mengakui bahwa pertempuran dengan Yaman bisa berlangsung bertahun-tahun. Jenderal Eran Ortal dari Israel menyatakan bahwa meskipun Yaman bukan kekuatan besar seperti negara-negara tetangga, mereka telah berhasil mengatasi tantangan geografis dan peralatan militer yang terbatas. Ini menjadikan mereka lawan yang tidak bisa dianggap remeh.

Israel sendiri tengah menghadapi dilema besar terkait biaya dan persiapan untuk serangan jangka panjang terhadap Yaman. Dengan kemampuan terbatas dalam melaksanakan operasi militer jarak jauh, Israel harus menghadapi tantangan besar untuk mengatasi ancaman ini, sementara Yaman terus memperkuat pertahanannya.

Dampak Global
Konflik ini tidak hanya mempengaruhi wilayah Timur Tengah tetapi juga memicu reaksi internasional. Serangan yang terus-menerus antara kedua negara ini telah menarik perhatian banyak negara, dengan PBB dan WHO menyerukan deeskalasi. Guterres menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas sipil seperti bandara dan infrastruktur kritis sangat mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan warga sipil yang sudah sangat menderita akibat perang.

Kesimpulan
Konflik antara Israel dan Yaman menunjukkan bagaimana dinamika geopolitik di Timur Tengah terus berkembang dengan cara yang tidak terduga. Walaupun YAF sebelumnya tidak dianggap sebanding dengan kekuatan militer besar lainnya, kini mereka telah membuktikan diri sebagai lawan yang tangguh dengan dukungan teknologi dari negara-negara seperti Iran. Israel, yang selama ini memfokuskan perhatian pada ancaman dari Hamas dan Hizbullah, kini dihadapkan pada tantangan baru yang semakin kompleks.

Pertanyaan besarnya: Apakah kedua pihak akan mencapai titik kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran, ataukah kita akan melihat eskalasi yang lebih besar dalam waktu dekat? Dunia mengamati dengan cermat perkembangan ini, yang bisa berdampak besar tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas kawasan Timur Tengah secara keseluruhan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan