Cara Kapal Laut Mengerem atau Berhenti

Kapal Laut : Kapal laut memiliki beberapa cara untuk berhenti atau mengerem, tergantung pada kondisi dan situasi yang dihadapi. Foto : Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co -Kapal laut memiliki cara yang berbeda untuk mengerem atau berhenti dibandingkan dengan kendaraan di darat. Karena kapal bergerak di atas air, ada beberapa teknik yang digunakan untuk menghentikan kapal dengan aman dan efektif. Proses ini melibatkan berbagai sistem yang ada pada kapal serta pemahaman terhadap faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi gerakan kapal. Berikut adalah beberapa cara kapal laut mengerem atau berhenti:

1. Menggunakan Mesin Kapal (Reverse Thrust)
Salah satu cara utama kapal berhenti adalah dengan memanfaatkan mesin kapal yang mengubah arah putaran baling-balingnya. Ketika kapal ingin berhenti, mesin akan dibalik arah putarannya, sehingga baling-baling menghasilkan dorongan ke arah berlawanan dengan arah gerak kapal. Proses ini disebut reverse thrust atau dorongan balik.

- Proses Reverse Thrust: Ketika perintah diberikan untuk berhenti, mesin kapal akan mengurangi kecepatan dan berbalik arah. Baling-baling yang sebelumnya menggerakkan kapal ke depan kini bekerja untuk menghambat pergerakan kapal, menghasilkan gaya yang memperlambat dan akhirnya menghentikan kapal.
 
- Efek pada Kapal: Proses ini cukup efisien, tetapi membutuhkan waktu lebih lama jika kapal bergerak dengan kecepatan tinggi, karena baling-baling harus bekerja keras untuk mengatasi momentum kapal.

2. Menggunakan Sistem Pengereman Hidrodinamis
Selain menggunakan mesin, kapal juga dapat memanfaatkan pengereman hidrodinamis. Pengereman ini terjadi ketika kapal mengurangi kecepatan dengan memanipulasi bentuk lambung kapal, yang dapat memperbesar tahanan air. Sistem ini digunakan pada kapal dengan desain khusus, seperti kapal perang atau kapal selam, di mana bagian-bagian tertentu dari kapal akan bergerak untuk meningkatkan tahanan air dan memperlambat kapal.

3. Menggunakan Anchor (Jangkar)
Penggunaan jangkar juga merupakan cara yang efektif untuk menghentikan kapal. Saat kapal perlu berhenti di tempat tertentu, jangkar akan diturunkan ke dasar laut untuk memberikan resistansi terhadap gerakan kapal.

- Proses Penggunaan Jangkar: Jangkar yang terhubung dengan rantai akan tenggelam ke dasar laut. Ketika jangkar menempel dengan kuat pada dasar laut, kapal akan tertahan oleh kekuatan gesekan antara jangkar dan dasar laut. Kapal kemudian berhenti bergerak.
 
- Keterbatasan Penggunaan Jangkar: Cara ini biasanya digunakan saat kapal ingin berhenti pada posisi yang tetap dan tidak pada saat kecepatan tinggi. Penggunaan jangkar dapat berbahaya jika cuaca buruk atau jika kapal berada di perairan yang memiliki banyak arus kuat.

4. Menggunakan Sistem Pengereman Tambahan
Beberapa kapal dilengkapi dengan sistem pengereman tambahan yang disebut stabilizer fins atau anti-rolling tanks.  Sistem ini membantu mengurangi efek gerakan kapal di perairan bergelombang dan meningkatkan kestabilan. Meskipun tidak berfungsi langsung untuk menghentikan kapal, stabilizer ini bisa membantu kapal mengurangi kecepatan secara bertahap dengan meningkatkan daya tahan terhadap gerakan.

5. Efek Arus dan Angin
Selain sistem mekanik, faktor lingkungan seperti arus laut dan angin juga memengaruhi cara kapal berhenti. Kapal yang bergerak cepat akan lebih sulit untuk dihentikan jika terjadi arus laut yang kuat atau angin yang mendorong kapal. Kapal biasanya akan mengandalkan pengelolaan mesin dan arah putaran baling-baling untuk mengatasi pengaruh ini.

6. Pengereman Bertahap
Seringkali kapal akan mengerem secara bertahap untuk menghindari kerusakan pada mesin atau struktur kapal. Pengereman bertahap dilakukan dengan mengurangi daya dorong mesin secara perlahan dan menggunakan kombinasi sistem pengereman lainnya, seperti pengaturan baling-baling atau penggunaan jangkar.

Kapal laut memiliki beberapa cara untuk berhenti atau mengerem, tergantung pada kondisi dan situasi yang dihadapi. Proses yang paling umum adalah menggunakan reverse thrust dengan mesin kapal, diikuti dengan penggunaan jangkar untuk berhenti di tempat tertentu. Pengereman hidrodinamis dan sistem stabilizer juga berperan dalam memperlambat kapal. Penting untuk memahami bahwa kapal memerlukan waktu lebih lama untuk berhenti dibandingkan kendaraan di darat, mengingat besarnya massa dan momentum yang dimilikinya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan