Enam Jenis Teknik Jepang Melawan Rasa Malas

Teknik Mottainai : Dengan memiliki pandangan bahwa waktu kita sangat berharga, kita akan lebih terdorong untuk bergerak dan menghindari perasaan malas.//Foto : Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co - Rasa malas bisa datang kapan saja, dan seringkali membuat kita merasa terhambat dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Namun, budaya Jepang dikenal dengan disiplin dan etos kerja yang kuat, serta memiliki berbagai teknik untuk melawan rasa malas. Berikut ini enam teknik Jepang yang mampu membantu mengatasi rasa malas dan dapat meningkatkan produktivitas, Yakni :

1. Kaizen: Perbaikan Bertahap
Kaizen merupakan filosofi Jepang yang mengedepankan perbaikan berkelanjutan dengan melakukan langkah-langkah kecil. Dari pada memaksakan diri untuk melakukan perubahan besar dengan cara sekaligus, Kaizen mendorong kita agar dapat melakukan perbaikan kecil namun tetap konsisten. Teknik ini membantu melawan rasa malas dengan membuat tugas-tugas besar menjadi lebih mudah dikelola, karena perubahan dilakukan sedikit demi sedikit. Misalnya, jika Anda merasa malas untuk mulai belajar, mulailah dengan 10 menit per hari dan secara bertahap tingkatkan waktu tersebut.

2. Pomodoro: Fokus dalam Waktu Tertentu
Pomodoro adalah teknik manajemen waktu yang berasal dari Italia, namun sangat populer di Jepang. Teknik melakukan kerja dengan fokus beberapa menit atau sekitar 25 menit dan istirahat selama 5 menit. Sesi kerja yang pendek ini membantu mengurangi rasa malas dengan mengubah tugas besar menjadi periode-periode waktu yang lebih terjangkau. Setelah empat sesi snda bisa beristirahat lebih lama sekitar 15 hingga 30 menit untuk memulihkan energi. Teknik ini mendorong produktivitas tanpa merasa terbebani.

3. Shikata ga nai: Menerima dan Menyelesaikan
Dalam budaya Jepang, ada ungkapan "shikata ga nai," yang berarti "tidak ada yang bisa dilakukan." Ungkapan ini mengajarkan untuk menerima hal-hal yang tak terhindarkan dan melanjutkan hidup. Ketika merasa malas, kita sering kali terjebak dalam perasaan kecewa atau frustrasi. Dengan menerapkan filosofi ini, kita bisa melepaskan rasa malas yang muncul dan fokus pada hal yang bisa kita lakukan, bukan yang tidak bisa kita kontrol. Ini membantu mengatasi kebuntuan mental yang seringkali datang bersama rasa malas.

4. Ikigai: Menemukan Tujuan Hidup
Ikigai menjadi konsep  di Jepang yang mengacu pada alasan untuk bangun di pagi hari.  Ini sebagai langkah pertemuan antara apa yang kita cintai, dan apa yang kita kuasai, serta apa yang dibutuhkan dunia, dan juga apa yang dapat memberi kita penghasilan. Dengan menemukan ikigai, kita bisa mengatasi rasa malas karena kita merasa lebih termotivasi dan berhubungan dengan tujuan hidup yang lebih besar. Ketika kita tahu alasan kuat untuk melakukan sesuatu, rasa malas bisa diatasi dengan lebih mudah.

5. Mottainai: Tidak Membuang Waktu
Mottainai adalah konsep Jepang yang berarti "tidak membuang sesuatu yang berharga." Dalam konteks waktu, mottainai mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen yang kita miliki dan tidak membuangnya dengan rasa malas. Teknik ini bisa diterapkan dengan cara lebih bijak dalam mengatur waktu, memprioritaskan tugas penting, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan memiliki pandangan bahwa waktu kita sangat berharga, kita akan lebih terdorong untuk bergerak dan menghindari perasaan malas.

6. Bento: Membagi Tugas
Konsep Bento, yang berasal dari tradisi makan siang Jepang, mengajarkan kita untuk membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Sama seperti bento yang terdiri dari berbagai jenis makanan yang dibagi dalam kotak, kita bisa membagi tugas besar menjadi beberapa bagian kecil. Ini memudahkan kita untuk mulai bekerja tanpa merasa overwhelmed. Dengan membagi pekerjaan menjadi beberapa bagian, rasa malas bisa berkurang karena kita merasa lebih siap dan terorganisir.

Mengatasi rasa malas memang tidak mudah, tetapi dengan menerapkan teknik-teknik Jepang seperti Kaizen, Pomodoro, Shikata ga nai, Ikigai, Mottainai, dan Bento, kita dapat membangun kebiasaan yang lebih disiplin dan produktif. Kunci utamanya adalah mengubah cara pandang kita terhadap waktu dan pekerjaan, serta fokus pada perbaikan berkelanjutan dan pembagian tugas yang lebih terstruktur. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat mengatasi rasa malas, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan