Hamas Umumkan Pembebasan Tiga Sandera Israel di Tengah Penundaan Gencatan Senjata Gaza

PEJUANG - Hamas di sambut meriah di jalur Gaza.foto.CNBC Indonesia--

Radarlambar.bacakoran.co -Pada Minggu, 19 Januari 2025, dunia disuguhkan perkembangan terbaru dalam konflik Gaza, ketika sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengumumkan pembebasan tiga sandera perempuan Israel. Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dalam kerangka gencatan senjata yang telah lama dinanti.

Namun, meskipun pengumuman ini dilakukan, gencatan senjata yang telah dijadwalkan untuk dimulai pukul 06.30 GMT (13.30 WIB) tidak segera berlaku. Israel menegaskan bahwa gencatan senjata baru akan dimulai setelah mereka menerima daftar lengkap nama-nama sandera yang akan dibebaskan. Pembebasan sandera perempuan tersebut pun menjadi momen penting dalam kesepakatan ini, meskipun prosesnya sedikit tertunda.

Setelah Hamas merilis nama-nama sandera yang akan dibebaskan, Israel menyatakan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada pukul 09.15 GMT (16.15 WIB). Keputusan ini diambil setelah Israel menerima daftar sandera yang diserahkan oleh Hamas. Sebelumnya, situasi di Gaza sempat memanas akibat serangan Israel yang menewaskan delapan orang pada hari yang sama, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan penundaan gencatan senjata.

Pernyataan dari kantor Netanyahu mengungkapkan bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai hingga Israel menerima daftar sandera yang akan dibebaskan. Namun, meski ada penundaan, Hamas tetap teguh pada komitmennya untuk melaksanakan ketentuan gencatan senjata, dengan alasan keterlambatan yang disebabkan oleh alasan teknis dalam pengiriman daftar nama.

Hamas memastikan bahwa meskipun penundaan terjadi, mereka tetap berkomitmen untuk menghormati kesepakatan. "Daftar nama sandera yang akan dibebaskan akan segera diserahkan," ujar kelompok tersebut dalam pernyataan resminya.

Militer Israel, pada saat yang bersamaan, terus melancarkan serangan di Gaza setelah pukul 08.30 pagi sesuai instruksi yang diberikan oleh Netanyahu. Hal ini menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut meskipun upaya gencatan senjata tengah dilakukan.

Peristiwa ini menambah kompleksitas dinamika perdamaian di Gaza, di mana meskipun kesepakatan gencatan senjata sudah disepakati, pelaksanaannya terkadang terkendala oleh berbagai faktor teknis dan politis. Dunia kini menantikan apakah gencatan senjata ini benar-benar akan berlangsung dan membawa harapan baru bagi daerah yang dilanda konflik berkepanjangan ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan