Menelusuri Jejak Sejarah Bengkulu, Hingga Membentuk Identitasnya

Kota Bengkulu / Foto--Net.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Bengkulu, Provinsi yang terletak di Pulau Sumatra, Indonesia, menyimpan sejarah panjang yang membentuk budaya dan identitas daerah ini. Ibu kota provinsi ini, Kota Bengkulu, memiliki lebih dari dua juta penduduk pada tahun 2024 dengan kepadatan sekitar 105 orang per kilometer persegi. Nama Bengkulu sendiri memiliki berbagai versi asal-usul yang berhubungan dengan pengaruh beragam budaya asing, mulai dari bahasa Belanda, Inggris, hingga Melayu yang berubah seiring berjalannya waktu.

 

Sejarah Bengkulu terbagi dalam beberapa periode penting, dimulai sejak masa pra-Islam. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kawasan ini telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah dengan tradisi megalitik yang masih terlihat di beberapa daerah seperti Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan. Pada periode tersebut, wilayah ini dihuni oleh berbagai suku, termasuk Suku Rejang, Suku Serawai, dan Suku Kaur, yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang beragam.

 

Islam diperkirakan mulai masuk ke Bengkulu pada abad ke-15, yang mengubah struktur sosial masyarakat yang sebelumnya dipimpin oleh kepala suku. Proses ini kemudian melahirkan kerajaan-kerajaan Islam, seperti Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Lemau, dan Kerajaan Sungai Serut, yang turut memperkenalkan perubahan dalam aspek politik dan sosial masyarakat setempat.

 

Bengkulu juga memainkan peran penting dalam sejarah kolonialisme Indonesia. Pada tahun 1664, Bengkulu menjadi wilayah yang dikuasai oleh VOC Belanda, meskipun pada 1685, Inggris menguasai daerah ini dan mulai mengembangkan kekuasaan mereka. Setelah melewati beberapa konflik dan pemberontakan, Inggris akhirnya menyerahkan Bengkulu kepada Belanda melalui Traktat London pada tahun 1824, yang menandai berakhirnya periode kolonial Inggris di wilayah ini.

 

Setelah Indonesia merdeka, Bengkulu resmi menjadi provinsi pada 18 November 1968. Provinsi ini memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama karena Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, diasingkan ke Bengkulu oleh pemerintah kolonial Belanda dari 1938 hingga 1942. Soekarno bertemu Fatmawati di Bengkulu yang kemudian menjadi istrinya. Fatmawati juga dikenal sebagai penggubah Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

 

Bengkulu tidak hanya kaya akan sejarah, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang patut diapresiasi. Salah satu contohnya adalah Tari Beruji Doll, sebuah tarian tradisional yang merupakan perpaduan antara gerakan tari dan musik daerah. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan perayaan adat, dengan penari mengenakan kostum tradisional yang indah.

 

Bengkulu dengan segala warisan sejarah dan budayanya, menawarkan pengalaman yang menarik bagi siapa saja yang tertarik mengeksplorasi kisah perjalanan Indonesia. Sebagai sebuah provinsi dengan beragam situs bersejarah dan kekayaan budaya, Bengkulu adalah destinasi wisata yang layak dikunjungi untuk mereka yang ingin menggali lebih dalam tentang sejarah Indonesia.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan