Ekonomi Global Gonjang-ganjing, RI Diyakini Tetap Menjadi Tujuan Investasi Utama

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. -Foto DokNet.--

Radarlambar.bacakoran.co - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlangsung, Indonesia tetap menjadi salah satu negara pilihan utama bagi para investor internasional.

Hal ini tidak lepas dari ketahanan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, meskipun dunia menghadapi berbagai tantangan ekonomi, politik, dan sosial yang saling terkait. Bank Indonesia (BI) optimis bahwa Indonesia dapat terus menarik minat investasi global, berkat stabilitas ekonomi dan kebijakan yang pro-pertumbuhan.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 masih menunjukkan angka yang solid, yakni antara 4,7 hingga 5,5 persen. Angka ini mencerminkan optimisme terhadap perekonomian domestik yang meskipun dipengaruhi oleh gejolak global, tetap stabil. Tingkat inflasi yang terjaga dengan baik, stabilitas nilai tukar, serta cadangan devisa yang tinggi turut mendukung pandangan positif terhadap Indonesia di mata investor dunia.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa meskipun perekonomian global diliputi ketidakpastian dan volatilitas yang cukup tinggi, Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik. Dalam acara Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025 yang digelar pada 24 Januari 2025, Perry mengajak para investor untuk terus melihat Indonesia sebagai tujuan strategis yang memiliki daya tahan kuat.

Indonesia telah menunjukkan komitmennya sebagai salah satu negara dengan fundamental ekonomi yang kokoh. Ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia, ujar Perry dalam keterangannya.

Perry mengidentifikasi tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku ekonomi dan investor global dalam menghadapi dinamika perkembangan ekonomi dan pasar keuangan saat ini. Pertama, ketidakpastian global yang masih akan terus berlanjut. Ketidakpastian ini berasal dari beberapa faktor, di antaranya perlambatan ekonomi global yang tidak merata, perubahan dalam dinamika rantai pasok, kebijakan perdagangan negara maju yang berpotensi mempengaruhi inflasi global, serta kebijakan moneter yang ketat, khususnya di Amerika Serikat, yang mengarah pada tingginya imbal hasil obligasi Pemerintah AS.

Kedua, Perry mengingatkan pentingnya bagi para investor untuk memikirkan berbagai skenario sebelum mengambil keputusan investasi. Hal ini agar keputusan yang diambil dapat dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan pada perhitungan yang matang terkait dengan dinamika pasar keuangan global. Ketiga, pemanfaatan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), dalam proses pengambilan keputusan investasi menjadi semakin relevan. Teknologi ini diyakini dapat membantu investor untuk menganalisis pasar dengan lebih tepat dan efisien.

Perry juga menekankan pentingnya sinergi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam memperkuat kebijakan ekonomi yang dapat mendukung perkembangan investasi. Salah satu langkah nyata adalah pengoptimalan berbagai instrumen investasi yang ditawarkan oleh Bank Indonesia, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan sekuritas Bank Indonesia dalam bentuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Dengan berbagai pilihan instrumen tersebut, para investor global memiliki kesempatan untuk berinvestasi di pasar Indonesia dengan tingkat risiko yang dapat disesuaikan. Selain itu, Indonesia sebagai negara berkembang (emerging market) memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh investor, terutama dengan mempertimbangkan prospek jangka panjang yang stabil.

Di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi global, Indonesia menawarkan peluang investasi yang cukup menarik. Bagi para investor yang ingin mengurangi ketergantungan pada pasar negara maju, alokasi investasi yang lebih besar ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dapat menjadi alternatif yang cerdas. Indonesia dengan demografi yang besar, pertumbuhan kelas menengah yang pesat, serta potensi sektor-sektor seperti energi terbarukan, infrastruktur, dan teknologi digital, menjadi salah satu pasar yang siap menyambut masuknya modal asing.

Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang masih menjanjikan dan memiliki pasar yang sangat besar. Dengan dukungan kebijakan yang pro-investasi dan stabilitas makroekonomi, kami yakin Indonesia akan terus menjadi tujuan investasi utama di Asia Tenggara, tutup Perry Warjiyo.

Dengan prospek ekonomi yang solid dan berbagai langkah strategis yang diambil oleh Bank Indonesia dan pemerintah, Indonesia tetap menjadi salah satu negara tujuan investasi yang menarik, meskipun ekonomi global masih dihantui oleh ketidakpastian dan volatilitas. (*/adi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan