Rahasia Sukses Pengusaha Tionghoa: Tradisi, Mentalitas, dan Strategi Bisnis
RAGAM pernak pernik imlek yang dijual di kawasan kawasan Glodok, Jakarta, Foto.Antara--
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, banyak pengusaha Tionghoa memilih sektor bisnis yang bersifat konkret dan berjangka panjang, seperti:
Properti dan real estate – Memiliki tanah dan bangunan dianggap sebagai investasi paling aman dan bernilai tinggi.
Perkapalan dan perdagangan ekspor-impor – Bisnis ini telah menjadi andalan sejak zaman dahulu karena menghasilkan keuntungan besar.
Manufaktur dan distribusi – Mereka memanfaatkan efisiensi dan jaringan luas dalam mengelola rantai pasok.
Banyak bisnis yang dikelola oleh pengusaha Tionghoa juga menerapkan sistem kepemimpinan seperti kerajaan China kuno. Perusahaan dijalankan oleh anggota keluarga, dan aset bisnis diwariskan kepada keturunan mereka. Di Asia, tidak jarang eksekutif perusahaan memilih anggota keluarga sebagai pemimpin dibandingkan pihak luar.
"Lebih Baik Jadi Kepala Ayam Daripada Ekor Sapi"
Pepatah Tionghoa kuno yang sering menjadi pedoman para pengusaha adalah "Lebih baik menjadi kepala ayam daripada ekor sapi." Artinya, mereka lebih memilih menjadi pemilik usaha kecil sendiri daripada bekerja di perusahaan besar sebagai bawahan. Prinsip ini menanamkan semangat kemandirian dan kepemilikan penuh atas bisnis yang dijalankan.
Keuletan, kedisiplinan, dan kesetiaan terhadap keluarga menjadikan banyak pengusaha Tionghoa sukses membangun kerajaan bisnis mereka. Dengan fondasi nilai yang kuat dan strategi yang telah teruji selama berabad-abad, tidak heran jika keturunan Tionghoa terus mendominasi dunia bisnis di berbagai belahan dunia.
(*)