DeepSeek: Inovasi AI Generatif dari Tiongkok yang Tangguh
DeepSeek Inovasi AI Generatif dari Tiongkok. Foto/net --
Radarlambar.bacakoran.co -Sejak diluncurkan pada Juli 2023, DeepSeek menjadi salah satu aplikasi kecerdasan buatan (AI) generatif yang paling banyak diperbincangkan. Aplikasi ini langsung bersaing dengan ChatGPT, Gemini, dan chatbot lainnya, menawarkan solusi yang tak kalah canggih dalam hal pemrograman, matematika, serta pemrosesan bahasa alami. Namun, yang menarik perhatian lebih adalah bagaimana DeepSeek dibangun dengan sumber daya yang jauh lebih efisien dan terjangkau dibandingkan dengan kebanyakan AI serupa.
Di balik kesuksesan DeepSeek, terdapat nama Liang Wenfeng, seorang inovator asal Tiongkok yang memiliki visi besar dalam mengembangkan AI generatif yang dapat bersaing dengan produk-produk Amerika Serikat. Dengan pendekatan yang unik dan pemanfaatan sumber daya secara bijak, Liang telah menciptakan teknologi yang memberikan dampak besar di dunia AI.
Pencapaian DeepSeek: Mencapai Puncak di AppStore
Sejak perilisannya, DeepSeek langsung mencuri perhatian, bahkan berhasil meraih posisi sebagai aplikasi paling banyak diunduh di AppStore. Aplikasi ini menawarkan kemampuan chatbot yang tidak hanya sekadar memberikan jawaban otomatis, tetapi juga memberikan respons yang terasa lebih alami dan hidup, mirip dengan interaksi manusia. Mulai dari memecahkan persoalan matematika, memberikan solusi pemrograman, hingga memahami bahasa secara mendalam, DeepSeek menjanjikan pengalaman yang lebih interaktif dibandingkan chatbot lainnya.
Yang membedakan DeepSeek dari aplikasi sejenis adalah biaya pengembangannya yang jauh lebih rendah. Hal ini menantang anggapan umum yang selama ini beredar, bahwa pengembangan teknologi AI selalu memerlukan dana yang sangat besar. DeepSeek membuktikan bahwa inovasi dalam bidang AI tidak selalu harus melibatkan biaya miliaran dolar.
Liang Wenfeng: Di Balik Kesuksesan DeepSeek
Meskipun nama Liang Wenfeng tidak begitu dikenal publik, jejak kariernya cukup menarik. Lahir dan dibesarkan di Provinsi Guangdong, Liang tumbuh di tengah suasana yang mendukung kemajuan kapitalisme pasar sejak era 80-an dan 90-an. Semangat kewirausahaan yang tumbuh dalam dirinya membuatnya memilih untuk mengembangkan karier di dunia teknologi informasi (TI) setelah menuntaskan pendidikan di Universitas Zhejiang pada tahun 2010 dengan gelar magister dalam bidang Teknik Informasi dan Komunikasi.
Setelah lulus, Liang mendirikan perusahaan High-Flyer Quantitative Investment Management pada tahun 2015. Perusahaan ini menerapkan algoritma matematis kompleks dalam setiap transaksi perdagangan yang dijalankan tanpa melibatkan analisis manusia. Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil mengelola dana lebih dari 100 miliar yuan (sekitar 13,79 miliar dolar AS).
Namun, pada tahun 2023, Liang memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke dunia pengembangan AI. Dengan memanfaatkan keahlian teknis yang dimilikinya, ia bersama timnya mendirikan DeepSeek. Liang memiliki ambisi untuk mewujudkan AGI (Artificial General Intelligence)—suatu bentuk kecerdasan buatan yang lebih cerdas dari manusia dalam banyak hal. Dia yakin bahwa DeepSeek bisa menjadi pelopor dalam mengembangkan AGI ini.
Teknologi dan Pendekatan DeepSeek yang Unik
Salah satu faktor yang membuat DeepSeek menonjol adalah model open source yang diadopsinya. Dengan menyediakan kode dasar yang dapat dimodifikasi, DeepSeek memberi kesempatan kepada pengembang lain untuk berinovasi dan mengembangkan kemampuan AI sesuai kebutuhan mereka. Pendekatan ini memungkinkan DeepSeek untuk berkembang pesat dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan pesaing-pesaing utamanya.
Selain itu, DeepSeek memanfaatkan chip-chip NVidia A100 yang terbatas stoknya, akibat larangan ekspor dari AS ke Tiongkok. Walaupun terbatas, sumber daya ini dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan teknologi AI yang kompetitif. DeepSeek juga memanfaatkan model open source dari berbagai platform lain, seperti Llama dari Meta dan Qwen dari Alibaba, sehingga bisa mengurangi biaya pengembangan tanpa mengorbankan performa.
Liang menekankan pentingnya keberanian untuk berinovasi dan mendobrak ketergantungan pada teknologi Barat. Menurutnya, AI Tiongkok harus mampu menunjukkan orisinalitas dan tidak hanya menjadi peniru. Dengan langkah-langkah visioner ini, DeepSeek bertujuan untuk mengurangi kesenjangan yang ada antara AI Tiongkok dan Amerika Serikat, yang selama ini selalu dipandang lebih unggul dalam hal teknologi.
Masa Depan DeepSeek dan AGI
DeepSeek memiliki tujuan besar untuk mencapai kecerdasan buatan yang lebih maju, yakni AGI. Liang optimistis bahwa dengan tim yang terdiri dari talenta-talenta terbaik di bidang teknologi, DeepSeek akan mampu mencapai tujuannya untuk menciptakan sistem AI yang lebih unggul dalam banyak hal. Dalam wawancara dengan Waves pada Juli 2023, Liang menyatakan, "Kami yakin kami mampu mencapai hal ini, dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya."
Dengan biaya pengembangan yang hanya sekitar 6 juta dolar AS (sekitar Rp96 miliar), DeepSeek menjadi contoh bagaimana teknologi AI dapat berkembang pesat dengan biaya yang relatif rendah. Meskipun menghadapi banyak tantangan, langkah-langkah inovatif yang diambil oleh Liang Wenfeng dan timnya memberi harapan baru bagi dunia kecerdasan buatan, khususnya di Tiongkok.
DeepSeek bukan hanya sekadar aplikasi AI generatif biasa. Dengan pendekatan yang lebih efisien dan penggunaan teknologi yang lebih terbuka, DeepSeek mampu menawarkan solusi AI yang canggih dengan biaya yang terjangkau. Di balik kesuksesan ini terdapat visi besar dari Liang Wenfeng yang ingin mendorong batas kemampuan AI dan menjadikannya sebagai alat yang bermanfaat bagi umat manusia. Ke depan, DeepSeek berpotensi menjadi salah satu pemimpin utama dalam dunia AI generatif, dan mungkin akan membawa perubahan besar dalam pengembangan AGI di masa depan. (*)