Sidang Hotman Paris vs Razman Nasution Ricuh
![](https://radarlambar.bacakoran.co/upload/beba69f9d87f9e59ff6d3263fec03c2b.jpg)
Sidang Hotman Paris vs Razman Nasution Ricuh. -Foto Net.--
Radarlambar.bacakoran.co - Sidang kasus pencemaran nama baik antara pengacara Hotman Paris dan Razman Nasution yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Kamis (6/2/2025) dipenuhi kekacauan. Kejadian ini dimulai saat Razman, yang merupakan terdakwa, menunjukkan kemarahannya setelah hakim memutuskan untuk menggelar sidang secara tertutup.
Hotman Paris, yang hadir sebagai saksi kunci, menyebutkan bahwa kedatangannya sangat mengejutkan Razman. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya Razman sering menyebarkan tuduhan fitnah terhadap dirinya melalui media sosial.
“Ini adalah sidang keempat saya, dan hari ini saya menjadi saksi utama, sekaligus pelapor,” kata Hotman setelah sidang. “Ketika saya masuk, dia langsung terlihat sangat cemas. Dia mengira saya tidak hadir. Ngapain saya tidak datang? Orang dia saja yang harusnya lebih khawatir,” tambahnya.
Hotman juga menjelaskan bahwa kasus ini berawal dari perselisihan antara dirinya, Razman, dan Iqlima Kim. Menurut Hotman, Razman merasa dendam karena merasa tersingkir dari kasus Richard Lee.
“Razman merasa sangat kesal dengan saya karena dia kira saya yang menyebabkan Richard Lee mengakhiri hubungan profesionalnya dengan dia. Sementara Richard Lee tidak pernah menjadi klien saya sampai saat ini,” ujar Hotman.
Kericuhan di sidang memuncak ketika Firdaus Oiwobo, salah satu kuasa hukum Razman, mendaki meja sidang dan menginjaknya dengan mengenakan jubah pengacara. Hotman menilai bahwa ini adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah persidangan di Indonesia.
“Ini adalah kejadian pertama yang saya lihat dalam pengadilan Indonesia, dan saya sudah mengirimkan laporan kepada Ketua Mahkamah Agung agar orang yang melakukan itu dilarang berpraktek sebagai pengacara di seluruh Indonesia,” kata Hotman.
Keputusan hakim untuk menggelar sidang secara tertutup menjadi pemicu kemarahan Razman. Dia merasa keberatan, terutama karena sudah menyiapkan siaran langsung untuk meliput jalannya sidang melalui media sosial.
“Dia sangat menentang keputusan sidang yang tertutup. Dia melawan otoritas hakim, padahal itu adalah hak dan wewenang hakim. Saya pun tidak tahu bahwa sidang akan berlangsung tertutup. Dia kecewa karena tidak bisa lagi menampilkan aksi seperti sebelumnya. Saya juga tidak tahu alasan hakim membuat keputusan ini, mungkin karena masalah yang perlu dijaga kerahasiaannya,” ungkap Hotman.
Selama persidangan, Razman mendekati Hotman, yang sempat berpikir bahwa Razman berniat untuk menyerangnya. Hotman pun bersiap menghadapi kemungkinan tersebut.
“Saya sempat berpikir dia akan menyerang saya. Saya langsung siap melawan, untungnya saya tidak harus melakukannya karena saya cukup terlatih dalam olahraga,” kata Hotman. (*/lusi)