Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, BPPTKG Imbau Masyarakat Waspada

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus tinggi.// Foto: dok. BPPTKG.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, menunjukkan tingkat yang cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan pengamatan terbaru, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.

Menurut laporan BPPTKG, selama periode pengamatan pada Minggu, 16 Februari 2025, antara pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, teramati adanya aktivitas guguran lava yang mencapai jarak maksimum 1.900 meter. Dalam periode tersebut, BPPTKG mencatatkan 14 kali guguran lava yang mengarah ke Kali Sat, Kali Putih, dan Kali Bebeng.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menjelaskan bahwa meskipun Gunung Merapi terpantau dalam kondisi berawan hingga mendung, dengan suhu udara berkisar antara 18,3 hingga 20,1°C dan kelembaban yang cukup tinggi, aktivitas vulkanik tetap berlangsung intensif. Angin yang bertiup lemah ke arah timur dan barat juga turut mempengaruhi dinamika aktivitas gunung berapi ini.

Dalam laporan tersebut, BPPTKG juga mencatatkan adanya 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan durasi 51,78 hingga 160,93 detik. Selain itu, terdapat enam kali gempa hybrid dengan amplitudo 4-7 mm, serta durasi antara 10,5 hingga 14,5 detik. Gejala ini menandakan bahwa suplai magma masih terus berlangsung, yang berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran.

Menghadapi kondisi ini, BPPTKG menetapkan status Gunung Merapi pada Level III (Siaga). Oleh karena itu, BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang termasuk dalam zona potensi bahaya. Beberapa wilayah yang dimaksud meliputi sektor selatan-barat daya, yang mencakup Sungai Boyong (5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (7 km). Di sektor tenggara, mencakup wilayah Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km).

Lontaran material vulkanik, menurut BPPTKG, dapat mencapai radius hingga tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi jika terjadi letusan eksplosif. Selain itu, potensi bahaya lahar dan awan panas guguran juga perlu diwaspadai, terutama ketika hujan turun di sekitar kawasan Gunung Merapi. Dampak abu vulkanik juga dapat dirasakan di beberapa wilayah.

BPPTKG menekankan bahwa status Gunung Merapi akan terus dipantau secara berkala, dan jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, statusnya akan segera dievaluasi kembali.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan