Pasca Banjir, Warga Kotabesi Bangun Jembatan Darurat

WARGA Pemangku 7 Gerday Pekon Kotabesi Kecamatan Batubrak Kabupaten bergotong royong membangun jembatan sementara usai putus akibat diterjang banjir. Foto Dok--

BATUBRAK – Warga Pemangku 7 Gerday, Pekon Kotabesi, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, bergotong royong membangun jembatan darurat setelah infrastruktur utama di wilayah itu putus akibat banjir. Dengan menggunakan material seadanya seperti batang pohon kelapa, masyarakat berupaya memulihkan akses agar kegiatan sehari-hari tidak terhambat, terutama menjelang musim panen kopi.

Jembatan yang rusak ini merupakan jalur vital yang menghubungkan antar pemangku dan menjadi akses utama bagi masyarakat, termasuk anak-anak yang bersekolah. Tanpa jembatan tersebut, warga harus menempuh rute lebih jauh dan berisiko saat menyeberangi sungai.

Penjabat (Pj) Peratin Kotabesi, Muslim, mengatakan bahwa langkah gotong royong ini dilakukan sebagai solusi darurat sambil menunggu pembangunan jembatan permanen yang telah masuk dalam rencana pembangunan pekon tahun 2026 mendatang.

Muslim menjelaskan, setelah jembatan putus akibat terjangan banjir beberapa waktu lalu, masyarakat mengalami banyak kendala, terutama dalam mobilitas hasil perkebunan dan transportasi anak-anak ke sekolah. Oleh karena itu, warga secara swadaya mengumpulkan bahan yang bisa digunakan dan mulai membangun jembatan darurat.

”Jembatan ini sangat penting bagi warga karena menghubungkan antar pemangku dan menjadi akses utama ke kebun kopi. Menjelang musim panen, jembatan ini harus segera diperbaiki agar petani tidak kesulitan membawa hasil panennya. Selain itu, anak-anak yang bersekolah juga bergantung pada jalur ini untuk bisa sampai ke sekolah dengan aman,” ujar Muslim.

Ia menambahkan, upaya ini dilakukan dengan penuh keterbatasan, mengingat perbaikan secara permanen membutuhkan anggaran yang besar. Oleh karena itu, pembangunan jembatan permanen telah dimasukkan sebagai prioritas dalam rencana pembangunan pekon di tahun 2026 mendatang.

”Jembatan darurat ini memang bukan solusi jangka panjang, tapi ini yang bisa kami lakukan saat ini untuk menghindari dampak yang lebih besar. Kami akan terus mengupayakan agar jembatan permanen bisa direalisasikan dari Dana Desa 2026, sehingga warga memiliki akses yang lebih aman,” tambahnya.

Sementara itu, pembangunan jembatan darurat ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat setempat. Warga secara sukarela menyediakan bahan dan tenaga demi mempercepat proses pengerjaan. 

Salah satu warga, Hendri, mengatakan bahwa jembatan ini sangat dibutuhkan, terutama bagi petani menjelang panen raya koli sebagai komoditas utama di wilayah tersebut.

”Kami berharap jembatan ini cukup kuat sampai pemerintah bisa membangun yang permanen. Kalau tidak segera diperbaiki, kami harus melewati sungai yang tentunya sulit terutama saat mengangkut hasil panen kopi,” imbuhnya. *

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan