Meregah, Tradisi Menyambut Ramadhan yang Tetap Lestari

SAMBUT RAMADHAN; Meregah menjadi salah satu tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan yang masih tetap Lestari di sejumlah wilayah di Lampung Barat. -Foto Dok---

Radarlambar.bacakoran.co - Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat Indonesia memiliki berbagai tradisi yang kaya akan makna dan nilai kebersamaan. Salah satu tradisi yang masih terjaga di Lampung Barat adalah Meregah, sebuah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur serta persiapan menyambut bulan penuh berkah.

Tradisi ini masih dijalankan oleh masyarakat Pekon Kembahang, Kecamatan Batu Brak, dengan penuh antusias. Meregah bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi, membersihkan hati, serta mempersiapkan diri secara spiritual sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Setiap tanggal 29 atau 30 Sya’ban, menjelang magrib, masyarakat Pekon Kembahang dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, berbondong-bondong menuju masjid dan mushola terdekat. Mereka membawa berbagai jenis makanan, seperti nasi, lauk-pauk, serta aneka jajanan, yang kemudian dikumpulkan dan dinikmati bersama setelah menjalankan ibadah sholat magrib.

Setelah sholat berjamaah, masyarakat berkumpul untuk melaksanakan doa bersama, memohon kesehatan, keberkahan rezeki, serta kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Acara kemudian ditutup dengan makan bersama, sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.

Salah satu pemuka agama di Pekon Kembahang, Solehuddin, menjelaskan bahwa Meregah sudah dilakukan turun-temurun sejak puluhan tahun lalu dan tetap terjaga hingga saat ini.

“Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas umur dan rezeki yang diberikan, sekaligus berdoa agar diberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan,” jelasnya.

Selain itu, tradisi ini juga memiliki nilai edukatif bagi generasi muda. Solehuddin menekankan bahwa Meregah menjadi cara efektif untuk menanamkan rasa cinta terhadap bulan suci Ramadhan, terutama bagi anak-anak, agar mereka menyambutnya dengan penuh kegembiraan.

“Kegiatan ini memberikan kenangan yang indah bagi anak-anak, sehingga mereka belajar menyambut Ramadhan dengan sukacita dan penuh semangat,” tambahnya.

Menariknya, Meregah bukan hanya dilakukan menjelang Ramadhan, tetapi juga pada dua momen penting lainnya, yaitu menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.

“Biasanya tradisi ini kita laksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu menyambut bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri, dan menjelang Idul Adha,” pungkas Solehuddin.

Dengan tetap dijalankannya tradisi ini, masyarakat Pekon Kembahang tidak hanya menjaga warisan budaya dan agama, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mereka. Meregah menjadi bukti bahwa tradisi yang sarat makna ini tetap relevan di tengah perubahan zaman, menghadirkan kehangatan dan kekhidmatan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. (edi/lusiana )

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan