Kolaborasi Bidang Pendidikan Vokasi Indonesia-Swiss Dilanjut

Kerja sama antara Pemerintah RI dan Swiss di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi kembali diperpanjang untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja di Indonesia. -Foto Dok---
Radarlambar.bacakoran.co - Kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Swiss di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi kembali diperpanjang untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan pasar kerja yang terus berkembang.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini M, Paham. dalam keterangannya yang diterima pada Jumat (28/2).
mengungkapkan bahwa kerjasama ini mencakup pendidikan vokasi yang berfokus pada pelatihan ganda atau Dual Vocational Education and Training (Dual VET).
Pendekatan ini dirancang untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dan berbasis pada praktik yang sesuai dengan kebutuhan industri, guna meningkatkan daya saing Indonesia.
Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja yang profesional dan kompeten, terutama di sektor yang sangat membutuhkan keterampilan khusus. Pendidikan vokasi dengan pendekatan yang berorientasi pada praktik akan menjadi fondasi utama dalam mencetak tenaga kerja unggul yang siap bersaing di pasar global, ujar Martini dalam acara bertajuk Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness yang digelar di Jakarta, Kamis (27/2).
Martini juga menambahkan bahwa program kerjasama Indonesia-Swiss ini telah dimulai sejak tahun 2018 dan telah terbukti memberikan dampak positif dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja Indonesia.
Fokus utama kerja sama ini adalah meningkatkan daya saing melalui pendidikan vokasi, khususnya di sektor pariwisata dan industri terkait. Melalui pendekatan Dual VET, Indonesia dapat mempersiapkan generasi muda dengan keahlian yang langsung dapat diterapkan di lapangan kerja.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Swiss telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian serta sejumlah politeknik di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perindustrian Indonesia. Salah satu lembaga yang menjadi fokus dalam fase pertama kerja sama ini adalah Politeknik Pariwisata Lombok, yang dipilih sebagai sasaran utama dalam penerapan program.
Pada fase pertama, yang berlangsung pada tahun 2022 dan 2023, berbagai inisiatif dijalankan, seperti Community Coaching on Sustainability (COCOS) dalam kerangka proyek SUSTOUR. Program ini mendukung praktik pariwisata berkelanjutan di Indonesia dengan melibatkan masyarakat lokal dan sektor swasta. Hingga 2023, program ini berhasil mendampingi delapan desa wisata, melatih 34 pelatih utama dan 36 pelatih baru, serta mendorong pengembangan produk dan layanan pariwisata yang ramah lingkungan. Sebanyak 10 produk dan layanan tur berkelanjutan baru berhasil dikembangkan untuk meningkatkan daya saing destinasi wisata berbasis komunitas.
Selain itu, program Training of Trainers on Hospitality Practices on Sustainability dan pelatihan dari Swiss Federation for Adult Learning (SVEB) juga dilaksanakan untuk memperkuat keterampilan para pelatih dan profesional di sektor pariwisata.
Saat ini, kerja sama ini memasuki fase kedua, yang melibatkan pelaksanaan di enam politeknik pariwisata di Indonesia. Swisscontact, sebagai lembaga pelaksana, memfokuskan upaya pada peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja melalui program vokasi yang berkelanjutan hingga tahun 2027.
Kami berharap program ini dapat menutup kesenjangan keterampilan yang ada, serta memperkuat daya saing Indonesia baik di tingkat nasional maupun global, ujar Martini.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, menekankan pentingnya tenaga kerja yang terampil, adaptif, dan tangguh untuk menciptakan ekonomi yang kompetitif.