Kajian Ramadhan, MUI Jelaskan Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

KAJIAN SUBUH : Pengurus dan jemaah Masjid Baitus Sidqon, Kelurahan Way Mengaku, Kabupaten Lampung Barat, menggelar kajian subuh selama bulan Ramadhan. Foto Dok--
BALIKBUKIT – Bulan suci Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan memperdalam ilmu agama. Di Masjid Baitus Sidqon, Kelurahan Way Mengaku, Kabupaten Lampung Barat, kajian subuh perdana Ramadhan menghadirkan Ustaz Hi. Pairozi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Barat sekaligus imam besar masjid tersebut.
Dalam kajian yang mengupas Kitab Tanqih Al-Qoul Bab 36 ini, Ustadz Pairozi membahas salah satu amalan yang memiliki keutamaan besar, yakni menjenguk orang sakit.
Dalam pemaparannya, Ustadz Pairozi menjelaskan bahwa menjenguk orang sakit bukan hanya sekadar bentuk kepedulian, melainkan juga bagian dari ajaran Islam yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan psikologis. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menjenguk orang yang sakit karena di dalamnya terkandung nilai kemanusiaan yang mendalam. Selain membawa kebahagiaan bagi yang sakit, amalan ini juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Menjenguk orang sakit adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Ini bukan hanya sekadar wujud empati, tetapi juga bagian dari kewajiban sosial sebagai sesama hamba Allah SWT,” ujarnya.
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan bahwa seseorang yang menjenguk orang sakit akan ditemani oleh tujuh puluh malaikat yang memohonkan ampunan baginya. Selain itu, Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits qudsi,
“Wahai anak Adam, Aku sakit tapi engkau tidak menjenguk-Ku.” Lalu manusia bertanya, “Bagaimana mungkin Engkau sakit, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah SWT menjawab, “Bukankah engkau tahu bahwa hamba-Ku si fulan sedang sakit? Jika engkau menjenguknya, niscaya engkau akan menemukan-Ku di sisinya.” Hadits ini menegaskan bahwa menjenguk orang sakit adalah amalan yang sangat mulia, bahkan diibaratkan sebagai bentuk kedekatan kepada Allah SWT.
Lebih lanjut, Ustadz Pairozi menekankan bahwa menjenguk orang sakit tidak hanya sekadar datang, tetapi harus disertai dengan adab yang baik. Islam mengajarkan agar seorang Muslim menjaga kesopanan, memilih waktu yang tepat agar tidak mengganggu istirahat pasien, serta berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW juga mencontohkan bahwa saat menjenguk seseorang, beliau meletakkan tangan di kepala atau tangan orang yang sakit seraya menanyakan kondisinya dengan penuh perhatian.
“Sebagian dari kesempurnaan menjenguk orang sakit adalah meletakkan tangan di atas wajah atau tangan si sakit dan menanyakan bagaimana keadaannya. Ini menunjukkan kepedulian serta dapat memberikan ketenangan bagi yang sedang diuji dengan penyakit,” jelas dia.
Selain itu, doa juga menjadi elemen penting dalam menjenguk orang sakit. Rasulullah SAW mengajarkan doa yang bisa dibacakan untuk kesembuhan pasien, di antaranya: As-alullaha Rabbal ‘Arsyil ‘Azhiimi an yasyfiyak yang berarti “Aku memohon kepada Allah, Tuhan Arasy yang agung, agar menyembuhkanmu.” Doa ini mengandung harapan sekaligus keyakinan bahwa kesembuhan datang dari Allah SWT.
Tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, menjenguk orang sakit juga memiliki manfaat psikologis. Kehadiran keluarga, sahabat, atau tetangga dapat mengurangi tekanan mental dan memberikan motivasi bagi pasien untuk sembuh lebih cepat. Dukungan sosial terbukti secara medis dapat meningkatkan semangat juang pasien dalam melawan penyakit.
“Menjenguk orang sakit bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk ibadah yang dapat mendatangkan pahala besar dan keberkahan hidup. Jangan remehkan kunjungan kecil yang penuh keikhlasan, karena bisa jadi itu adalah doa terbaik yang mengantarkan kesembuhan,” pungkasnya. *