Mengatasi Bayi Kuning: Penyebab dan Cara Perawatan yang Tepat

Bagi orang tua yang baru memiliki bayi, sering kali muncul kekhawatiran ketika bayi mereka terlihat menguning, terutama pada kulit atau mata. Foto: Doc/Net--
1. Perkembangan Hati yang Belum Sempurna Pada bayi yang baru lahir, hati mereka belum sepenuhnya berkembang dan belum dapat mengolah bilirubin dengan efektif. Hal ini menyebabkan bilirubin menumpuk di dalam tubuh, yang mengakibatkan warna kuning pada kulit bayi. Biasanya, kondisi ini akan membaik dalam beberapa minggu.
2. Proses Pemberian ASI yang Tidak Cukup di Awal Bayi yang disusui ASI eksklusif lebih rentan mengalami kuning, terutama jika mereka tidak mendapatkan ASI dengan cukup selama beberapa hari pertama setelah lahir. Hal ini dapat menyebabkan bilirubin bertahan lebih lama di tubuh bayi.
3. Perbedaan Golongan Darah Antara Ibu dan Bayi Jika ibu dan bayi memiliki golongan darah yang berbeda, misalnya inkompatibilitas Rh atau ABO, antibodi dari ibu dapat menyerang sel darah merah bayi, menyebabkan sel darah bayi pecah lebih cepat, dan meningkatkan produksi bilirubin.
4. Kondisi Medis Tertentu Beberapa infeksi atau gangguan medis dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk memproses bilirubin, yang pada akhirnya menyebabkan bayi menguning. Gangguan ini bisa berupa masalah dengan sel darah merah atau dengan enzim yang diperlukan untuk pemecahan bilirubin.
5. Prematuritas Bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur) lebih rentan mengalami bayi kuning. Hati bayi prematur lebih lambat dalam memproses bilirubin karena belum berkembang dengan sempurna, dan sel darah mereka lebih rapuh, yang menyebabkan peningkatan kadar bilirubin.
Cara Merawat Bayi yang Mengalami Kuning
Jika bayi Anda terlihat menguning, ada beberapa langkah perawatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu proses pemulihan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk merawat bayi kuning:
1. Paparan Sinar Matahari Pagi Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi sangat membantu mengurangi kadar bilirubin dalam tubuh bayi. Anda bisa memaparkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10 hingga 15 menit, pada jam-jam pagi antara pukul 7 hingga 9, dengan mengenakan popok saja dan melindungi matanya dari paparan sinar matahari langsung.
2. Menyusui Secara Rutin Memberikan ASI lebih sering, sekitar 8 hingga 12 kali sehari, membantu mempercepat proses pembuangan bilirubin melalui urin dan feses. ASI juga membantu mendukung fungsi hati bayi agar bisa memproses bilirubin dengan lebih efisien.
3. Fototerapi Jika kadar bilirubin bayi cukup tinggi, dokter mungkin akan menyarankan fototerapi, yaitu prosedur di mana bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang memancarkan cahaya biru untuk memecah bilirubin yang ada di kulit. Prosedur ini umumnya dilakukan di rumah sakit, dan bayi akan diberikan pelindung mata serta popok untuk keamanan selama terapi.
4. Perawatan Kulit yang Lembut Untuk mendukung perawatan bayi kuning, penting untuk menjaga kulit bayi tetap bersih dan lembap. Gunakan kain yang sangat lembut saat membersihkan bayi dan hindari produk dengan bahan kimia keras yang dapat mengiritasi kulit bayi.
5. Pemantauan Berkala Selalu amati perubahan warna kuning pada kulit bayi. Jika kondisi kuning semakin meluas atau bayi tampak lemas, sulit menyusu, atau menunjukkan tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan, segera bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)