Ceramah Anies Baswedan di Masjid UGM: Mengkritik Kebijakan Politik dan Pendidikan

Ceramah Anies Baswedan di Masjid UGM: Mengkritik Kebijakan Politik dan Pendidikan--

Radarlamba.bacakoran.co -Ceramah Anies Baswedan di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin malam, 3 Maret 2025, telah menjadi topik pergunjingan publik setelah diunggah ke media sosial. Pada acara Ramadhan Public Lecture dengan tema Infrastruktur Pendidikan dan Kualitas Manusia, Anies menyampaikan pandangan kritis yang menyentuh berbagai isu politik dan pendidikan, yang tidak hanya memicu diskusi tetapi juga menjadi viral.

Pengamat Politik Adi Prayitno Menyampaikan Analisis

Pengamat politik Adi Prayitno membedah ceramah tersebut dan mengungkapkan bahwa Anies tidak hanya berbicara soal pendidikan tetapi juga menyinggung isu-isu politik terkait dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menurut Adi, Anies secara tersirat mengkritik perubahan aturan main dalam pemilu yang terjadi selama masa pemerintahan Jokowi.

Anies, menurut Adi, menyebutkan tiga cara yang dapat mematikan demokrasi melalui perubahan aturan main, salah satunya dengan mengubah persyaratan usia calon presiden dan wakil presiden. Ini mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan calon yang belum cukup umur untuk maju dalam Pilpres 2024, yang menurut Adi merujuk pada Presiden Jokowi.

Mengenai Eliminasi Kompetitor Politik

Adi juga menjelaskan bahwa dalam ceramahnya, Anies menyebutkan cara kedua untuk mematikan demokrasi, yakni dengan mengeliminasi pesaing politik. Adi menganalisis bahwa Anies mungkin mengacu pada pengalamannya yang tidak bisa maju dalam Pilkada Jakarta 2024 meskipun memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi. Namun, dukungan dari partai-partai politik, termasuk NasDem, PKS, dan PKB, tidak diberikan kepadanya.

Penyelenggara Negara dan Kritik terhadap Jokowi

Ceramah Anies yang lain menyentuh mengenai penyelenggara negara seperti KPU dan Bawaslu, yang menurut Adi, Anies ingin menyampaikan kritik terbuka terhadap pengaruh politik luar biasa yang bisa mengendalikan lembaga-lembaga tersebut untuk memenangkan kompetisi politik. Kritik ini dirasakan sebagai serangan terhadap praktik-praktik politik di era Jokowi.

Kritik Anies terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Adi juga menyoroti kritik Anies terhadap kebijakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Prabowo Subianto. Dalam ceramahnya, Anies menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal memberi makan bergizi kepada anak-anak, tetapi kualitas pendidikan bergantung pada proses belajar mengajar yang ada di kelas. Menurut Adi, Anies berpendapat bahwa solusi untuk permasalahan pendidikan tidak hanya terletak pada makanan bergizi, tetapi pada peningkatan kualitas pengajaran dan budaya membaca di Indonesia.

Kritik Terhadap Program MBG yang Terlalu Simplistis

Anies mengungkapkan bahwa meskipun program MBG penting, namun tidak cukup untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Anies menilai kebijakan ini terlalu simplistis dan tidak mengatasi masalah yang lebih mendalam, seperti rendahnya budaya membaca di kalangan anak muda Indonesia.

Tanggapan Publik terhadap Ceramah Anies

Ceramah Anies ini langsung viral di media sosial, dengan berbagai reaksi dari publik. Beberapa orang mendukung pandangannya, terutama mengenai pendidikan dan pentingnya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Sementara itu, ada pula yang menganggap Anies sebagai sosok yang belum bisa "move on" dari kekalahannya dalam Pilpres 2024 dan masih terus menyerang Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

Peran Anies dalam Menghadirkan Wacana Kritis di Publik

Meskipun telah kehilangan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kalah dalam Pilpres 2024, Adi Prayitno berpendapat bahwa Anies tetap perlu tampil di hadapan publik untuk memberikan wacana-wacana kritis terhadap kebijakan politik yang ada. Anies, menurut Adi, memiliki kemampuan untuk memberikan opini yang penting dalam menjaga iklim demokrasi yang sehat di Indonesia.

Adi juga berharap agar tokoh-tokoh seperti Anies dan Ganjar Pranowo terus menyampaikan pidato politik terbuka agar publik dapat memiliki pembanding terhadap kebijakan pemerintah, mengingat banyak partai politik saat ini yang mendukung pemerintah secara tegak lurus.

Anies di UGM: Membangkitkan Semangat Perubahan

Di awal ceramah, Anies mengungkapkan rasa syukurnya bisa kembali ke UGM setelah dua tahun tidak hadir. Dia juga menyentuh beberapa isu lain, seperti pentingnya peran UGM dalam menciptakan perubahan sosial dan semangat perjuangan bagi Indonesia yang lebih baik. Dalam sesi tanya jawab, Anies menegaskan bahwa meskipun program MBG penting, pendidikan harus fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, bukan hanya pada pemberian makan bergizi.

Ceramah Anies Baswedan di Masjid UGM telah memberikan berbagai pandangan baru yang membuka ruang diskusi di masyarakat, terutama mengenai politik dan pendidikan di Indonesia. Bagi Adi Prayitno, meskipun Anies bukan lagi seorang pejabat publik, pernyataannya tetap penting untuk menciptakan wacana politik yang sehat dan menjaga iklim demokrasi di Indonesia.(*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan