Pekon Marang Jadi Model Kampung Moderasi Beragama

KAMPUNG MODERASI BERAGAMA _ Kementerian Agama Kabupaten Pesbar luncurkan program Kampung Moderasi Beragama di Pekon Marang Kecamatan Pesisir Selatan. -Foto _ dok.-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) telah meluncurkan program Kampung Moderasi Beragama di Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan. Program yang dipusatkan di Pura Segara Tirta Buana tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun, toleran, dan saling menghormati di tengah keberagaman.
Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kabupaten Pesbar, Irhamsyah, S.Th.I., M.H.I., mengatakan bahwa moderasi beragama bukan hanya jargon atau program sesaat, melainkan kebutuhan mendasar dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Moderasi beragama merupakan kunci untuk menciptakan harmoni di tengah keberagaman.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa perbedaan bukan untuk dipertentangkan, melainkan dijadikan dasar untuk saling menghormati,” katanya.
Menurutnya, keberadaan Kampung Moderasi Beragama di Pekon Marang akan menjadi bukti nyata bahwa kerukunan bisa dibangun melalui kesadaran kolektif. Ia berharap, masyarakat dapat menumbuhkan sikap saling menghargai tanpa membedakan keyakinan.
“Harapan kami, Pekon Marang tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga benar-benar menjadi ruang hidup damai yang bisa diteladani pekon lain di Pesbar,” ujarnya.
Sementara itu, Penyelenggara Hindu Kemenag Pesbar, I Gede Sudanta, juga mengatakan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat persatuan. Ia menyebut nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi, keadilan, dan penghargaan terhadap perbedaan, merupakan fondasi yang harus dijaga bersama.
“Kami siap mendampingi masyarakat Hindu untuk memahami nilai-nilai moderasi. Pekon Marang akan menjadi contoh bagaimana agama hadir sebagai perekat sosial,” ungkapnya.
Gede Sudanta juga mengajak masyarakat menjadikan Pura Segara Tirta Buana sebagai pusat kegiatan keagamaan yang inklusif. Menurutnya, pura tersebut bisa menjadi tempat dialog lintas agama, pusat pembelajaran, dan wadah untuk memperkuat solidaritas.
“Kami ingin pura ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol keterbukaan dan persaudaraan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PHDI Pesbar Gusti Kade Kartawan menilai bahwa gagasan kampung moderasi merupakan jawaban atas tantangan keberagaman. Masyarakat di Pesbar ini terdiri dari berbagai keyakinan dan budaya. “ Dengan moderasi beragama, kita bisa menjaga perbedaan tetap dalam bingkai kebersamaan. Tidak ada yang lebih penting dari pada menjaga kerukunan,” pungkasnya. (yayan/*)