Keagungan Budaya dan Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Sejarah kerajaan Sriwijaya / Foto--Net.--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara yang bercorak Buddha.
Didirikan sekitar abad ke-7 Masehi, kerajaan ini memainkan peran krusial dalam perdagangan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
Sriwijaya tumbuh menjadi pusat ekonomi dan budaya yang berpengaruh di kawasan tersebut.
Asal usul Kerajaan Sriwijaya dapat ditelusuri melalui berbagai prasasti dan penelitian arkeologi. Berdasarkan temuan geomorfologi, kerajaan ini diperkirakan berlokasi di sekitar Teluk Jambi dan ujung Jazirah Palembang.
Sebagai kerajaan maritim, pusat pemerintahannya sering berpindah seiring perkembangan wilayah dan pengaruhnya.
Seorang ahli sejarah, G. Coedes, pada tahun 1918 menyatakan bahwa Palembang adalah pusat utama kerajaan ini.
Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, yang memerintah antara tahun 671 hingga 702 Masehi, dan membawa kerajaan ini menuju puncak kejayaannya.
Kehidupan budaya di Sriwijaya dipengaruhi oleh berbagai unsur, terutama tradisi India yang menyatu dengan budaya lokal.
Hal ini tercermin dalam prasasti-prasasti yang ditemukan, yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Melayu Kuno. Selain itu, seni arsitektur dan keagamaan di Sriwijaya menunjukkan adanya akulturasi budaya yang kuat.
Sebagai kerajaan maritim, interaksi dengan bangsa-bangsa lain memperkaya budaya masyarakatnya dan memperkuat peran Sriwijaya sebagai pusat keilmuan Buddha di Asia Tenggara.
Berbagai peninggalan sejarah masih dapat ditemukan hingga kini, seperti Candi Muara Takus, Arca Buddha di Bukit Siguntang, Arca Awalokiteswara, serta situs keagamaan di Jambi dan Gunung Tua.
Prasasti-prasasti yang tersisa menjadi bukti nyata kejayaan Sriwijaya dalam melestarikan budaya dan ilmunya.
Di bidang ekonomi, Sriwijaya berkembang pesat berkat lokasinya yang strategis di jalur perdagangan maritim Asia Tenggara.
Kerajaan ini mengendalikan arus perdagangan dengan menerapkan sistem pajak bagi kapal-kapal asing yang berlabuh di wilayahnya.