Reaksi Pasar Keuangan Indonesia Setelah Diumumkannya Danantara

Bank Dunia mencatat Pemerintah Indonesia rata-rata kehilangan potensi pendapatan Rp546 triliun per tahun imbas ketidakpatuhan pajak. Foto-AFP--
Radarlambar.nacakoran.co – Pengumuman mengenai susunan pengurus dan struktur manajerial Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang bertugas mengelola sovereign wealth fund Indonesia, menimbulkan reaksi yang beragam di pasar keuangan domestik.
Meski ada sejumlah dinamika di pasar, langkah ini tetap menjadi perhatian investor dan analis keuangan di Indonesia.
Setelah pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Pada sesi pertama perdagangan hari Senin, 24 Maret 2025, IHSG sempat terjun bebas hingga menyentuh level di bawah 6.000, mencatatkan penurunan lebih dari 4%.
Hal ini menggambarkan ketidakpastian pasar yang cukup besar akibat kekhawatiran investor terhadap komposisi pengurus dan prospek kebijakan yang akan dijalankan oleh BPI Danantara.
Namun, pasar kemudian mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. IHSG berangsur naik dan memperkecil kerugian yang terjadi.
Pada pukul 14:43 WIB, meski penurunan masih ada, angka kerugian tersisa 0,9%, dengan IHSG berada di level 6.195. Meskipun ada pemulihan, tekanan di pasar saham belum sepenuhnya mereda. Pada pukul 15:22 WIB, IHSG kembali tergerus dan ditutup pada level 6.161,21, mencatatkan penurunan sebesar 1,55%.
Penurunan ini menjadikannya sebagai salah satu bursa saham yang mengalami kerugian terbesar di kawasan ASEAN pada hari itu.
Selain saham, nilai tukar rupiah juga merespon negatif setelah pengumuman tersebut.
Mata uang Indonesia sempat mengalami pelemahan yang cukup tajam, bahkan mencatatkan posisi terlemah di kawasan Asia pada beberapa jam pertama perdagangan.
Pelemahan rupiah ini mencerminkan ketidakpastian yang muncul terkait dengan arah kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pengurus BPI Danantara, mengingat peran penting yang dimiliki sovereign wealth fund dalam stabilitas ekonomi Indonesia.
Sementara itu, harga surat utang negara juga cenderung tertekan, meskipun tidak mengalami fluktuasi yang sedrastis IHSG dan rupiah.
Meskipun demikian, pasar obligasi menunjukkan bahwa investor tetap waspada terhadap perubahan kebijakan fiskal dan pengelolaan dana investasi negara.
Secara keseluruhan, meskipun ada upaya untuk memperkecil penurunan, pasar keuangan Indonesia masih menghadapi ketidakpastian setelah pengumuman struktur pengurus Danantara.