Tanggulangi Banjir di Buaynyerupa, Usulkan Pelebaran Parit-Normalisasi Sungai
1601--
SUKAU - Untuk memfasilitasi usulan penanggulangan bencana banjir yang kerap melanda sejumlah rumah di Pemangku Pekon Lom, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Pemerintah kecamatan setempat mengusulkan dua upaya penanggulangan mulai dari pelebaran fisik parit atau siring gedung serta upaya normalisasi sungai Way Uluhan.
Hal itu disampaikan Plt Camat Sukau Galih Joko Purnomo dalam menyikapi bencana banjir di wilayah tersebut. Menurutnya, penanganan banjir yang melanda puluhan rumah di Pemangku Lom, Pekon Buanyerupa itu memang dibutuhkan kajian langsung dari pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR).
“Kita tunggu dari pihak Dinas PUPR untuk menentukan langkah penanggulangan seperti apa, karena kalau sekadar analisa, solusinya mungkin perlu kita usulkan untuk pelebaran dimensi parit dan menormalisasi sungai Way Uluhan supaya lebih di perdalam lagi, karena banjir yang sering terjadi karena aliran air dari parit gedung yang mengalir ke Way Uluhan ini tingginya sama, sehingga air berbalik dan meluap kerumah warga,” terang Galih.
Pihaknya pun menyadari bahwa kondisi ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat, namun pihaknya meminta agar masyarakat dapat bersabar, karena upaya penanggulangan tentu telah menjadi salah satu prioritas Pemkab Lampung Barat.
“Pemkab Lampung Barat tentu sudah tahu, hanya saja semua bergantung pada ketersediaan anggaran, jadi kami harap masyarakat bisa bersabar semoga secepatnya segera ada penanganan,” imbuhnya.
Diketahui, bencana banjir yang sering melanda sejumlah rumah di Pemangku Pekon Lom, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat diharapkan segera mendapat penanggulangan dari Pemkab Lampung Barat. Hal itu di ungkapkan oleh warga setelah banjir kembali menggenangi rumah warga belum lama ini.
Juru Tulis Pekon Buaynyerupa Amrah Bangsawan membenarkan kondisi tersebut, namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena disamping penanganan yang besar juga dibutuhkan kajian-kajian oleh pihak yang berkompeten.
“Ya sudah sering, setiap hujan pasti rumah warga itu kebanjiran. Sedikitnya ada sekitar 50 rumah. Genangan air berasal dari Way Uluhan yang ketika hujan alirannya besar dan tumburan dengan sungai way warkuk sehingga meluap kerumah warga,” kata Amrah.
Sementara, diungkap sejumlah warag sekitar fenomena banjir itu sudah dua kali terjadi di awal tahun 2024 ini, namun ketika banjir pihaknya tidak mengungsi karena hitungan jam air kembali surut sehingga pihaknya harus bergegas untuk kembali membersihkan rumah.
“Setiap hujan deras pasti banjir, tapi hanya berselang beberapa jam surut lagi jadi kami tidak pernah mengungsi, menunggu sampai air surut lalu kemudian bergegas membersihkan rumah. Kalau tidak dibersihkan bisa menggangu kesehatan,” ungkap warga.
Sejauh ini warga menyebut selama banjir terjadi belum ada laporan kerugian material atau korban, hanya saja warga sudah resah dengan banjir tersebut. “Kalau kerugian tidak ada, hanya kami sudah capek dengan kondisi ini, kami harap pemerintah segera menangani banjir ini,” harapnya. (*)