Penurunan Pembelian Parsel Lebaran di Pasar Cikini Hingga 75 Persen

Penjualan hampers Lebaran turun drastis hingga 75% dibanding tahun sebelumnya-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Menjelang Lebaran 2025, Pasar Kembang Cikini di Jakarta Pusat yang dikenal sebagai pusat penjualan parsel, mengalami penurunan tajam dalam jumlah pengunjung. Pada H-3 Lebaran, kios-kios yang biasanya dipenuhi oleh pembeli tampak sangat sepi.

Sejumlah pedagang, seperti Andi, yang memiliki kios hampers di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan hampers hingga 75 persen dibandingkan tahun sebelumnya sudah sangat terasa.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya Andi bisa menjual hingga 30 hingga 40 hampers dalam sehari, kini hanya empat hampers yang terjual sudah dianggap untung. Bahkan penjualan online pun belum mampu menggantikan sepinya pembeli yang datang langsung.

Andi juga menambahkan, pada musim Lebaran sebelumnya, dirinya dapat mengirimkan hingga 10 mobil penuh hampers setiap pagi, namun sekarang hanya sedikit yang terjual.

Hampers yang dijualnya, yang berupa perabotan rumah tangga seperti gelas dan piring yang dihias dengan cantik, dipatok harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.

Fenomena ini tak hanya dirasakan Andi, pedagang lainnya di Pasar Cikini pun melaporkan hal yang sama. Mereka mengungkapkan, suasana pasar sepi sejak awal Ramadan, bahkan jumlah pembeli dari instansi pemerintah yang biasanya menjadi pelanggan tetap pun menurun drastis. Pesanan yang biasanya mencapai puluhan kini hanya berkisar belasan.

Para pedagang ini menduga penurunan daya beli masyarakat dipengaruhi oleh adanya efisiensi anggaran, terutama dari kalangan instansi pemerintahan.

Selain itu, deflasi yang tercatat pada awal 2025 juga menjadi indikator lemahnya daya beli, dengan harga-harga yang turun sebesar 0,1 persen pada Februari, menandakan berkurangnya konsumsi masyarakat.

Ekonom juga menilai, salah satu faktor penyebabnya adalah berkurangnya kualitas pekerjaan. Meskipun jumlah pekerjaan meningkat, banyak di antaranya yang bersifat informal dengan penghasilan yang tidak stabil.

Pekerjaan formal yang memberikan kepastian, kontrak, dan jaminan sosial semakin langka, sehingga pendapatan rumah tangga menjadi lebih tidak menentu.

Fenomena ini turut mempengaruhi kebiasaan belanja masyarakat, terutama saat Lebaran yang seharusnya menjadi momen konsumsi yang tinggi.

Dalam kondisi ini, para pedagang di Pasar Kembang Cikini hanya bisa bertahan sembari berharap ada peningkatan jumlah pembeli menjelang Lebaran. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan