Waspada! Fenomena Otak Membusuk Akibat Aktivitas Ini, Kalangan Gen Z Paling Banyak?

Ilustrasi. Anak-anak aktif mengakses smartphone. Foto Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co- Fenomena brain rot atau pembusukan otak semakin ramai dibicarakan, terutama di kalangan generasi muda yang aktif mengakses media sosial.

Istilah ini bukanlah kondisi medis yang diakui, tetapi digunakan untuk menggambarkan penurunan kemampuan kognitif akibat konsumsi konten digital secara berlebihan.  

Kemajuan teknologi membuat berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube semakin menarik perhatian pengguna melalui algoritma yang dirancang untuk mempertahankan keterlibatan mereka dalam waktu lama.  

Seorang peneliti dari Toronto Metropolitan University, Masoud Kianpour, menjelaskan bahwa adiksi digital dapat muncul dari berbagai aktivitas, seperti belanja daring, bermain game, judi online, hingga konsumsi konten yang bersifat adiktif.

Ia menyebut kebiasaan ini semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 yang mempercepat adopsi digital.  

Media sosial awalnya disambut positif karena dapat memperkuat keterhubungan antarindividu. Namun, seiring waktu, berbagai tantangan mulai muncul, termasuk penyebaran misinformasi dan terbentuknya ruang gema (echo chamber), yang dapat memperkuat polarisasi sosial.  

Survei We Are Social tahun 2024 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan rata-rata 7 jam 38 menit setiap hari untuk mengakses internet, dengan lebih dari setengahnya menggunakan media sosial sebagai hiburan utama.  

Generasi Z menjadi kelompok yang paling banyak mengakses internet, dengan kecenderungan melakukan doom scrolling, yakni kebiasaan menggulir konten tanpa henti. Hal ini menjadikan mereka semakin terikat pada arus informasi yang terus berkembang dan sulit dihentikan.  

Kementerian Kesehatan juga menyoroti dampak penggunaan media sosial yang berlebihan terhadap kesehatan otak. Kebiasaan ini memunculkan pertanyaan apakah konsumsi digital yang tidak terkontrol benar-benar dapat menyebabkan penurunan fungsi otak.  

Istilah brain rot menjadi semakin populer sejak 2024 dan bahkan terpilih sebagai Oxford Word of the Year. Presiden Oxford Languages, Casper Grathwohl, menilai bahwa fenomena ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap efek negatif media sosial. Menariknya, justru generasi muda yang paling aktif mengonsumsi konten digital juga yang paling sadar akan dampaknya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan