Dampak Kenaikan Tarif Impor AS 32% bagi Indonesia: Sektor yang Paling Terpukul

Reporter: Mujitahidin |

Editor: Mujitahidin |

Kamis , 03 Apr 2025 - 13:16

Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini mengatakan, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikkan tarif impor hingga 32% berdampak besar bagi Indonesia. Sektor elektronik, tekstil, alas kaki, dan karet diperkirakan akan terken--

Inggris, Brasil, Singapura, Australia, Turkiye, dan beberapa negara lain: 10%

Negara-negara yang tidak termasuk dalam daftar tarif khusus akan tetap dikenakan tarif dasar sebesar 10% untuk semua produk yang masuk ke AS.

Strategi Indonesia Menghadapi Kebijakan Ini

Menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk menjaga daya saing industri nasional. Beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan antara lain:

Diversifikasi Pasar – Mengurangi ketergantungan pada pasar AS dengan memperluas ekspor ke negara-negara lain.

Peningkatan Nilai Tambah Produk – Mendorong inovasi dan kualitas produk agar lebih kompetitif di pasar global.

Negosiasi Perdagangan – Menjalin diplomasi ekonomi untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan.

Insentif bagi Eksportir – Memberikan bantuan dan insentif kepada industri yang terdampak agar tetap bisa bertahan.

dampak kenaikan tarif impor as 32% bagi indonesia: sektor yang paling terpukul                            radarlambar.bacakoran.co - keputusan presiden amerika serikat (as) donald trump untuk menaikkan tarif impor hingga 32% terhadap indonesia berpotensi memberikan dampak besar terhadap perekonomian nasional. sejumlah sektor industri, terutama elektronik, tekstil, alas kaki, dan karet, diperkirakan akan mengalami pukulan paling keras akibat kebijakan ini.
 
dampak besar terhadap ekspor indonesia
ekonom dan rektor universitas paramadina, didik j rachbini, mengungkapkan bahwa kebijakan tarif baru ini akan mengguncang sektor perdagangan indonesia. kenaikan tarif akan membuat produk ekspor indonesia ke as menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif, yang berujung pada potensi penurunan ekspor secara signifikan.
 
"kebijakan ini berdampak besar bagi perekonomian indonesia, terutama industri yang memiliki ketergantungan tinggi pada perdagangan dengan as. produk kita akan menjadi lebih mahal di pasar as, sehingga daya saingnya menurun," ujar didik.
 
sektor-sektor yang paling terdampak meliputi elektronik, tekstil, alas kaki, serta produk berbasis karet. dengan meningkatnya biaya impor di as, permintaan terhadap produk-produk asal indonesia dapat menurun, sehingga berpotensi mengurangi pendapatan ekspor nasional.
 
rincian kebijakan tarif impor as
kebijakan ini diumumkan secara resmi oleh gedung putih pada rabu (2/4/2025) waktu setempat. tarif impor dasar sebesar 10% akan berlaku untuk semua negara mulai sabtu (5/4/2025), sementara tarif tambahan atau "timbal balik" diberlakukan kepada negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar terhadap as.
 
indonesia termasuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif tambahan sebesar 32%. tarif ini merupakan respons as terhadap kebijakan tarif impor yang diterapkan negara-negara lain terhadap produk-produk as.
 
berikut adalah daftar tarif impor baru yang dikenakan as untuk beberapa negara mitra dagangnya:
thailand: 36%
china: 34%
taiwan dan indonesia: 32%
swiss: 31%
afrika selatan: 30%
pakistan: 29%
tunisia: 28%
kazakhstan: 27%
india: 26%
korea selatan: 25%
jepang, malaysia, dan brunei darussalam: 24%
pantai gading: 21%
uni eropa dan yordania: 20%
filipina: 17%
inggris, brasil, singapura, australia, turkiye, dan beberapa negara lain: 10%
 
negara-negara yang tidak termasuk dalam daftar tarif khusus akan tetap dikenakan tarif dasar sebesar 10% untuk semua produk yang masuk ke as.
 
strategi indonesia menghadapi kebijakan ini
 
menghadapi tantangan ini, pemerintah indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk menjaga daya saing industri nasional. beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan antara lain:
 
diversifikasi pasar – mengurangi ketergantungan pada pasar as dengan memperluas ekspor ke negara-negara lain.
 
peningkatan nilai tambah produk – mendorong inovasi dan kualitas produk agar lebih kompetitif di pasar global.
 
negosiasi perdagangan – menjalin diplomasi ekonomi untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan.
 
insentif bagi eksportir – memberikan bantuan dan insentif kepada industri yang terdampak agar tetap bisa bertahan.
 
dengan langkah-langkah strategis ini, indonesia dapat meminimalkan dampak negatif dari kebijakan tarif impor as dan menjaga stabilitas perdagangan internasionalnya.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Rabu, 18 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan