Korea Selatan Dukung Indonesia Kurangi Impor AC, Pabrik Baru di Bekasi Jadi Bukti Nyata

Indonesia targetkan ekspor 10 juta unit AC per tahun lewat kolaborasi dengan LG-Ilustrasi freepik.com-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Indonesia terus memperkuat upaya menekan ketergantungan terhadap produk impor, khususnya di sektor elektronik rumah tangga seperti penyejuk udara (AC).
Dalam langkah strategis terbaru, pemerintah Indonesia menggandeng perusahaan raksasa asal Korea Selatan, LG, untuk membangun fasilitas produksi AC berskala besar di Cibitung, Bekasi.
Pembangunan pabrik ini bukan hanya sekadar investasi asing biasa. Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar agar kehadiran LG di sektor ini mampu memperkuat daya saing industri dalam negeri dan mendukung pertumbuhan ekspor AC nasional.
Targetnya pun cukup ambisius: meningkatkan ekspor hingga 10 juta unit AC setiap tahunnya. Angka ini sebenarnya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan global yang mencapai 2 miliar unit per tahun.
Namun, langkah awal ini dianggap penting sebagai batu loncatan untuk menempatkan Indonesia sebagai pemain global dalam industri pendingin ruangan.
Salah satu fokus utama dari kemitraan ini adalah penguatan rantai pasok domestik. Pemerintah menyadari bahwa selama ini Indonesia masih sangat bergantung pada impor komponen utama AC, termasuk kompresor.
Karena itu, LG juga didorong untuk memproduksi komponen utama tersebut di dalam negeri. Upaya ini bertujuan agar Indonesia tidak hanya menjadi lokasi perakitan, tetapi juga pusat produksi komponen inti yang bisa menunjang kemandirian industri elektronik secara menyeluruh.
Pembangunan pabrik di Bekasi diproyeksikan memberi dampak signifikan terhadap sektor industri elektronika.
Tak hanya menciptakan lapangan kerja, kehadiran pabrik ini diharapkan bisa mempercepat transformasi manufaktur lokal menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Dengan kapasitas produksi awal sebesar 1,8 juta unit AC per tahun, fasilitas ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik sekaligus menjawab permintaan ekspor.
Bahkan dalam jangka menengah, LG berencana menggandakan kapasitas produksinya untuk menyerap peluang pasar yang lebih luas.
Investasi awal LG dalam proyek ini tercatat mencapai US$22 juta atau setara Rp374 miliar. Menempati lahan seluas 32.000 meter persegi, pabrik tersebut akan difungsikan sebagai pusat produksi AC untuk kebutuhan residensial maupun bangunan komersial.
Di sisi lain, data perdagangan menunjukkan bahwa pada 2024, nilai impor AC Indonesia mencapai US$420,6 juta.
Meskipun angka ini turun sekitar 9% dibanding tahun sebelumnya, nilainya masih tergolong tinggi dan menjadi beban bagi neraca perdagangan nasional.