Buruh Tuntut Keadilan Ekonomi dan Hapus Outsourcing di May Day Jakarta

Foto: Aksi buruh di depan Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). Foto CNBC Indonesia--

Radarlambar.bacakoran.co- Ribuan buruh dari berbagai elemen turun ke jalan di Jakarta dalam aksi memperingati Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5/2025).

Massa memadati kawasan Monumen Nasional (Monas) dan depan Gedung DPR/MPR/DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, menyuarakan sejumlah tuntutan terhadap pemerintah.

Salah satu isu yang mengemuka dalam unjuk rasa adalah desakan kepada negara agar mengambil alih saham sektor ekstraktif demi keadilan ekonomi. Perwakilan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun hasilnya tidak dinikmati oleh seluruh rakyat.

Ia menyebut kekayaan sumber daya seperti emas, batu bara, nikel, bauksit, timah, hingga uranium melimpah di Indonesia. Namun menurutnya, selama ini hanya segelintir pihak yang mendapat manfaat, sementara negara belum secara optimal mengambil peran strategis untuk mengelola kekayaan tersebut demi kepentingan rakyat luas.

Buruh juga mendorong penerapan pajak lebih tinggi kepada kelompok orang kaya. Mereka menilai, pendapatan negara selama ini terlalu bergantung pada APBN, tanpa distribusi kekayaan yang adil. Aspirasi yang disuarakan mencakup harapan agar pajak dari kekayaan alam serta dari orang-orang kaya masuk ke kas negara dan disalurkan dalam bentuk jaminan sosial yang nyata bagi rakyat.

Di lokasi berbeda, tepatnya di kawasan Monas, tuntutan penghapusan sistem outsourcing mengemuka. Yusuf Nugraha, buruh dari PT Chang Shin Indonesia yang datang bersama rekan-rekannya dari Karawang, menyebut bahwa walaupun tunjangan sudah membaik, sistem outsourcing tetap menjadi beban yang merugikan pekerja.

Kritik terhadap sistem kontrak juga disampaikan oleh buruh perempuan. Pilka, buruh dari PT Sik Karawang, mengungkapkan kegelisahan akibat sistem magang dan kontrak yang berkepanjangan. Ia menyoroti kondisi banyak anak muda yang belum mendapatkan status karyawan tetap meskipun telah bekerja cukup lama.

Aksi buruh tahun ini tidak hanya menjadi panggung penyampaian tuntutan, tetapi juga menggambarkan suara hati para pekerja yang mendambakan keadilan sosial dan kepastian kerja di negeri yang kaya sumber daya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan