Xi Jinping Ngamuk Usai Trump Usir Mahasiswa China di Harvard

Foto: Foto kolase Xi Jinping dan Donald Trump. AP Photo--
Radarlambar.bacakoran.co- Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Presiden AS Donald Trump memerintahkan pencabutan izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing, yang sebagian besar berasal dari China. Langkah kontroversial ini langsung memicu reaksi keras dari pemerintahan Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan penolakan atas keputusan tersebut dan menilai bahwa tindakan itu adalah bentuk politisasi kerja sama di bidang pendidikan. Pemerintah China menyayangkan keputusan yang dianggap tidak menghargai nilai-nilai akademis dan kolaborasi global.
Harvard sendiri mencatat sekitar 6.800 mahasiswa internasional pada tahun ajaran ini, mencakup 27 persen dari total jumlah mahasiswa. Mahasiswa asal China menjadi kelompok terbesar kedua dalam populasi internasional di kampus tersebut.
Pemerintahan Trump menilai bahwa kampus Harvard telah menjadi tempat yang tidak aman, terutama karena dianggap membiarkan kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi dan menyebarnya narasi yang disebut anti-Amerika. Selain itu, mereka menuding pihak kampus menjalin hubungan dengan Partai Komunis China dan mendukung agenda yang berkaitan dengan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur.
Tindakan keras ini mengharuskan mahasiswa asing di Harvard untuk segera pindah ke institusi lain atau berisiko kehilangan izin tinggal. Banyak dari mereka dilaporkan panik dan mencari bantuan hukum, sementara kampus menyatakan akan memberikan dukungan kepada para mahasiswa terdampak.
Dalam pernyataannya, pihak Harvard menolak tudingan tersebut dan menyebut kebijakan itu sebagai pelanggaran terhadap nilai hukum dan kebebasan akademik. Harvard juga tengah menempuh jalur hukum untuk menentang tindakan pemerintah.
Beberapa mahasiswa China di Harvard mengungkapkan perasaan kecewa dan cemas. Seorang mahasiswa pascasarjana bahkan menyebut dirinya sebagai "pengungsi Harvard" di media sosial. Sementara itu, seorang mahasiswa lain yang telah bersiap pulang ke China membatalkan kepulangannya setelah mendengar kabar pelarangan, meski harus kehilangan kesempatan magang.
Situasi ini menambah panjang daftar ketegangan dalam hubungan antara Washington dan Beijing. Sejak beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa China di Amerika Serikat terus menurun drastis, seiring meningkatnya pembatasan dan pengawasan terhadap warga negara asing dari China.(*)