Stok BBM RI Paling Tipis di ASEAN, Ketahanan Energi Perlu Diperkuat

ESDM. -Foto ESDM-

Radarlambar.bacakoran.co – Ketahanan energi nasional kembali menjadi sorotan. Di tengah upaya pemerintah memperkuat pasokan energi dalam negeri, Indonesia justru tercatat memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM) paling tipis se-Asia Tenggara. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan kesiapan negara menghadapi lonjakan permintaan atau gangguan pasokan global.

Hingga awal Juni 2025, Indonesia hanya memiliki cadangan BBM yang cukup untuk kebutuhan selama 20 hari. Angka ini tergolong san-gat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Singapu-ra, misalnya, mampu bertahan dengan pasokan BBM selama 90 hari. Sementara Vietnam dan Thailand masing-masing menyimpan cadangan untuk 80 dan 67 hari.

Situasi ini menandakan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam membenahi sistem ketahanan energi nasional. Ketimpangan tersebut tidak hanya terlihat di tingkat kawasan, namun juga jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, di mana Indonesia berada di posisi bawah—hanya sedikit lebih baik dari India.

Minimnya ketahanan ini bukan semata akibat keterbatasan sumber daya, melainkan juga karena belum adanya langkah konkret dan berke-lanjutan dalam membangun infrastruktur penyangga energi. Untuk itu, pemerintah mulai merancang langkah strategis, salah satunya dengan pembangunan fasilitas penyimpanan BBM berskala besar atau oil stor-age tank.

Fasilitas ini direncanakan menjadi tulang punggung dalam menambah kapasitas cadangan nasional. Target awalnya adalah menambah durasi ketahanan dari yang semula hanya 20 hari menjadi minimal 50 hari. Penambahan kapasitas ini diharapkan tidak hanya menjawab kebu-tuhan jangka pendek, tetapi juga memberi perlindungan terhadap gejolak harga minyak global dan potensi gangguan pasokan.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam me-nyelaraskan ketahanan energi Indonesia dengan standar internasional. Dengan membangun cadangan strategis yang memadai, Indonesia tak hanya memperkuat posisi di sektor energi, tetapi juga memperkecil risiko gangguan terhadap stabilitas ekonomi nasional.

Di tengah fluktuasi harga energi dunia dan meningkatnya kebutuhan domestik, perbaikan sistem ketahanan energi tak lagi bisa ditunda. Pemerintah pun dihadapkan pada tantangan untuk bergerak cepat, me-nyusun kebijakan yang berpihak pada penguatan infrastruktur energi, serta menjamin pasokan BBM tetap aman dan stabil dalam jangka panjang. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan