Danantara Mulai Gerakkan Investasi, Bidik Proyek Strategis Nasional dan Sektor BUMN

Foto: Infografis/CNBC Indonesia--
Radarlambar.bacakoran.co- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) kini mulai memperlihatkan peran aktifnya dalam mendorong pengembangan proyek strategis nasional. Lembaga ini menggandeng sejumlah perusahaan besar di sektor energi dan manufaktur, termasuk emiten pelat merah, dalam upaya membangun ekosistem industri nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu langkah strategis dilakukan melalui kemitraan dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Indonesia Investment Authority (INA). Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong pembangunan fasilitas industri kimia yang akan memperkuat struktur hilir nasional. Proyek yang menjadi fokus adalah pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan nikel dalam negeri. Melalui proyek ini, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku kimia hulu.
Investasi senilai 800 juta dolar AS disiapkan untuk mendorong pembangunan fasilitas tersebut, yang akan dikelola oleh anak usaha Chandra Asri Group, PT Chandra Asri Alkali. Proyek ini ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diproyeksikan mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional yang ambisius. Dengan kapasitas produksi yang mencapai ratusan ribu ton per tahun, Indonesia berupaya mencapai kemandirian industri dan memperkuat agenda hilirisasi yang telah dicanangkan pemerintah.
Tak hanya berhenti di sektor kimia dasar, Danantara juga menaruh perhatian besar pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Konsorsium baterai nasional yang melibatkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menjadi salah satu fokus investasi. Ketiga perusahaan tersebut tengah menjalin kemitraan dengan perusahaan global seperti CATL dan Huayou Cobalt asal Tiongkok untuk mengembangkan rantai pasok baterai yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Melalui kerja sama tersebut, fasilitas smelter dan pengolahan nikel berteknologi tinggi sedang dikembangkan guna memproduksi bahan baku utama baterai listrik. Hal ini menjadi fondasi penting dalam mendorong percepatan industri kendaraan listrik nasional, sejalan dengan target transisi energi pemerintah.
Sementara itu, sektor energi terbarukan juga menjadi perhatian Danantara, dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebagai salah satu calon penerima investasi. Perusahaan ini memiliki kapasitas pembangkitan panas bumi yang cukup signifikan dan telah menunjukkan performa sebagai pemimpin pasar di bidangnya. Rencana pengembangan wilayah kerja panas bumi yang sedang diproses pemerintah menjadi peluang besar untuk menarik investasi lanjutan.
Pemerintah sendiri telah menetapkan target bauran energi baru dan terbarukan mencapai 76 persen dalam dokumen RUPTL 2025–2034. PGEO dinilai memiliki posisi strategis dalam merealisasikan target tersebut dan mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia.
Di sektor transportasi udara, nama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) juga mulai mencuat sebagai entitas yang tengah dijajaki untuk mendapatkan kucuran dana dari Danantara. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan final terkait skema investasi tersebut. Proses kajian masih dilakukan oleh Danantara, sedangkan keputusan akhir berada di tangan dewan pengawas yang diketuai oleh Menteri BUMN.
Pihak Garuda Indonesia menyatakan bahwa arah kebijakan investasi akan sepenuhnya ditentukan oleh pemegang saham dan pemangku kepentingan terkait. Manajemen maskapai menyebutkan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah sembari memastikan kinerja operasional tetap selaras dengan rencana transformasi jangka menengah perusahaan.
Langkah-langkah strategis Danantara ini menjadi sinyal positif terhadap komitmen negara dalam membangun ketahanan ekonomi melalui pendekatan investasi jangka panjang. Kolaborasi dengan sektor swasta dan BUMN menjadi pilar penting dalam mewujudkan transformasi industri nasional yang berdaya saing tinggi.(*)