Trenggono Ungkap Peran Agrinas di Proyek Danantara Rp26 T di Pantura

Proyek investasi Danantara di Pantura terkait revitalisasi tambak seluas 20 ribu hektare di 4 kabupaten, yaitu Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. -Foto CNN Indonesia-

Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong realisasi proyek revitalisasi tambak di wilayah Pantai Utara Jawa Barat yang mencakup empat kabupaten, yaitu Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Proyek strategis senilai Rp26 triliun ini merupakan bagian dari inisiatif Danantara dan melibatkan PT Agrinas Jaladri Nusantara (Persero), sebuah BUMN yang akan bertindak sebagai operator utama di lapangan.

Luas area tambak yang akan direvitalisasi mencapai lebih dari 20 ribu hektare, dengan fokus utama pada pengembangan komoditas nila salin. Komoditas ini dipilih berdasarkan kajian riset dan pertimbangan teknis yang menunjukkan daya tahan tinggi terhadap penyakit, kecepatan pertumbuhan yang baik, serta permintaan pasar yang besar. Keputusan ini juga mempertimbangkan kegagalan masa lalu ketika wilayah tersebut digunakan untuk budi daya udang, namun banyak tambak terbengkalai akibat kerusakan lingkungan dan rendahnya produktivitas.

Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan produksi secara signifikan. Dari produktivitas rata-rata yang saat ini hanya mencapai 0,6 ton per hektare per tahun, target baru ditetapkan sebesar 144 ton per hektare per tahun. Dengan skala ini, volume produksi diproyeksi dapat menembus 1,18 juta ton per tahun, menciptakan potensi nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp30 triliun.

Selain manfaat ekonomi langsung, revitalisasi tambak juga diarahkan untuk mengatasi masalah ketergantungan industri pengolahan ikan terhadap bahan baku impor. Saat ini, sekitar 15 pelaku industri pengolahan nila di Indonesia mengalami keterbatasan produksi karena pasokan domestik belum mencukupi. Dengan tersedianya bahan baku yang stabil dari tambak-tambak baru ini, kapasitas industri diharapkan dapat meningkat secara signifikan.

Proyek ini juga diperkirakan berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Sekitar 119 ribu lapangan pekerjaan baru akan tercipta, baik di sektor hulu seperti pembudi daya dan operator tambak, maupun di sektor hilir yang mencakup distribusi, pengolahan, dan logistik.

Revitalisasi tambak di Pantura dirancang untuk memulai fase persiapan pada 2025 dan masuk tahap konstruksi penuh pada 2026. Pemerintah menargetkan proyek ini sebagai salah satu pilar penguatan ekonomi berbasis sumber daya pesisir, sekaligus sebagai model transformasi budi daya perikanan yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan berkelanjutan secara ekonomi.

Dengan pendekatan teknologi modern dan keterlibatan sektor BUMN serta swasta, proyek tambak nila salin ini menjadi salah satu inisiatif terdepan dalam mewujudkan ketahanan pangan laut serta menghidupkan kembali kawasan pesisir yang sebelumnya tertinggal dan tidak produktif.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan