Dihujat Netizen Dunia, Tim Evakuasi Rinjani Pilih Bungkam dan Fokus Selamatkan Juliana

Agam Rinjani, sa. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -– Hujatan datang bertubi-tubi dari netizen internasional usai proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani. Di tengah derasnya tudingan bahwa Indonesia lamban dan tak profesional, para relawan justru memilih untuk diam dan tetap bergerak.

Agam Rinjani, salah satu relawan lokal yang terlibat dalam proses evakuasi, menyaksikan sendiri bagaimana komentar-komentar pedas dari luar negeri menyerbu lini masa media sosial. Banyak yang menuding Indonesia tidak sigap, bahkan ada yang merendahkan reputasi tim SAR nasional.

Namun alih-alih terpancing emosi, komentar-komentar tersebut justru menjadi bahan bakar semangat bagi tim relawan. Mereka tahu, pekerjaan yang dihadapi di lapangan tidak bisa dinilai dari layar ponsel. Medan terjal, cuaca ekstrem, hingga jurang curam di punggungan Rinjani bukan sesuatu yang bisa dihadapi dengan cepat atau gegabah.

Agam dan rekan-rekannya memilih untuk membalas semua cemoohan itu dengan kerja nyata. Mereka membawa perangkat komunikasi satelit Starlink hingga ke puncak gunung, demi menunjukkan secara langsung kondisi medan evakuasi. Transparansi menjadi senjata untuk membungkam prasangka.

Tekanan dari luar negeri tak hanya berbentuk kritik, tapi juga desakan untuk membuka penggalangan dana. Namun fokus mereka tetap satu: memastikan korban bisa dievakuasi dengan selamat dan bermartabat. Tidak ada yang lebih penting dari itu.

Saat medan menjadi semakin sulit dan dukungan moral dari luar negeri justru berubah jadi beban mental, semangat nasionalisme menjadi daya dorong utama. Relawan Indonesia menolak tunduk pada tekanan asing. Mereka menjadikan misi kemanusiaan ini sebagai pembuktian: bahwa meski dihina, Indonesia tetap berdiri dan bekerja.

Evakuasi jenazah Juliana bukan sekadar misi penyelamatan, tapi juga pelajaran tentang harga diri dan keberanian. Di ketinggian Rinjani, saat dunia menyaksikan dan menilai dari jauh, para relawan membuktikan bahwa nilai kemanusiaan jauh lebih tinggi dari sekadar opini di kolom komentar. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan