Lestarikan Budaya Dengan Beri Bantuan Sarana ke Tokoh Adat

Peratin Padangcahya, Muzarni menyalurkan bantuan sarana prasarana adat berupa 40 peci tapis khas Lampung kepada tokoh adat dari dua marga utama Suntan Rakiyan Makmur dan Suntan Syah Turunan Sakti. Foto Dok--

BALIKBUKIT — Pemerintah Pekon Padangcahya, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat, menggulirkan program bantuan dalam upaya pelestarian adat istiadat lokal dengan menyalurkan bantuan berupa 40 peci tapis kepada para tokoh adat. Bantuan ini ditujukan kepada dua suntan (kelompok adat) utama di wilayah tersebut, yakni Suntan Rakiyan Makmur dan Suntan Syah Turunan Sakti.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Dana Desa Tahun Anggaran 2025 yang difokuskan pada sektor budaya dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Peci tapis, sebagai simbol kehormatan dalam budaya adat Lampung, menjadi lambang penghargaan terhadap eksistensi dan peran tokoh adat dalam membimbing masyarakat.

Peratin Padangcahya, Muzarni, mengatakan bahwa pelestarian budaya lokal tidak hanya soal merawat simbol-simbol tradisi, tetapi juga menjaga struktur sosial dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun.

“Kami melihat bahwa keberadaan tokoh adat memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan sosial di masyarakat. Bantuan ini bukan hanya bentuk penghargaan, tapi juga penguatan jati diri pekon sebagai ruang budaya yang hidup dan tumbuh,” ujar Muzarni saat penyerahan bantuan, Minggu (7/7/2025).

Menurutnya, penguatan peran tokoh adat sangat penting di tengah arus globalisasi yang berpotensi menggerus identitas lokal. Pemerintah pekon, lanjutnya, akan terus mendukung program-program yang menempatkan adat dan budaya sebagai fondasi pembangunan yang berkelanjutan.

Bantuan 40 peci tapis ini disalurkan secara proporsional kepada dua suntan yang mewakili kelompok masyarakat adat di wilayah Padangcahya. Peci tersebut akan digunakan dalam berbagai kegiatan adat seperti musyawarah, begawi, hingga penyambutan tamu kehormatan, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai budaya.

Muzarni juga mengungkapkan bahwa pemerintah pekon tengah merancang program lanjutan seperti pelatihan generasi muda adat, dokumentasi sejarah pekon, hingga penguatan lembaga adat agar mampu berperan lebih aktif di tengah kehidupan modern.

“Adat bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan energi hidup yang terus menuntun masyarakat kita dalam bermusyawarah, menjaga harmoni, dan membentuk tata nilai yang luhur. Itulah sebabnya adat perlu diberi ruang dan dihormati,” tegasnya.(edi/lusiana)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan