Kamboja Setuju Gencatan Senjata dengan Thailand Usai Ditekan Trump

Konvoi tank angkatan militer thailand. Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyatakan kesediaan negaranya untuk melakukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat dengan Thailand, menyusul bentrokan berdarah di wilayah perbatasan kedua negara.
Pengumuman ini disampaikan Hun Manet melalui akun resminya pada Minggu, 27 Juli 2025, setelah menerima panggilan langsung dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump malam sebelumnya.
Dalam percakapan tersebut, Trump disebut memberi ultimatum kepada Kamboja dan Thailand untuk menyetujui gencatan senjata bila ingin melanjutkan negosiasi perdagangan dengan Washington.
Selain kepada Trump, Hun Manet juga menyampaikan bahwa kesediaan ini telah lebih dulu diinformasikan kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN saat ini, pada 24 Juli 2025.
Sementara itu, Thailand juga telah merespons seruan ini. Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan setuju secara prinsip untuk memulai proses gencatan senjata. Pemerintah Thailand meminta adanya kejelasan mengenai ketentuan pelaksanaan serta jaminan agar konflik tidak kembali pecah di masa mendatang.
Bentrok bersenjata antara Thailand dan Kamboja sejak Kamis 24 Juli telah menewaskan lebih dari 30 orang dan memaksa lebih dari 100.000 warga sipil di Thailand dan Kamboja mengungsi. Enam titik di sepanjang perbatasan menjadi zona perang, termasuk kawasan sekitar kuil bersejarah Preah Vihear yang selama ini menjadi sumber ketegangan.
Dukungan internasional terus mengalir terhadap upaya damai ini. Negara-negara seperti Malaysia, AS, hingga China menyerukan pentingnya jalan diplomasi demi menghentikan eskalasi konflik yang mengancam stabilitas kawasan Asia Tenggara.(*)