Serangan Terberat di Gaza City, Jurnalis Tewas dan Krisis Memburuk

Panglima Militer Israel Peringatkan Bahaya Pendudukan Penuh Gaza. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Ledakan dan tembakan artileri mengguncang kawasan timur Gaza City pada Senin (11/8), menandai serangan terberat dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini berlangsung hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan percepatan operasi militer untuk merebut kendali penuh atas kota tersebut.

Pasukan Israel menggempur wilayah Sabra, Zeitoun, dan Shejaia, memaksa warga sipil mengungsi ke arah barat. Tank dan pesawat tempur menghantam permukiman, sementara rudal menghantam jalan-jalan utama di timur kota. Militer Israel mengklaim serangan itu menyasar militan Hamas dan lokasi peluncuran roket.

Gempuran juga menyasar kompleks Rumah Sakit Al Shifa, menewaskan enam jurnalis, termasuk koresponden senior Al Jazeera Anas Al Sharif dan jurnalis lepas Mohammad Al-Khaldi. Data Pemerintah Gaza mencatat 238 jurnalis tewas sejak perang dimulai, sementara Committee to Protect Journalists (CPJ) melaporkan sedikitnya 186 korban jiwa dari kalangan jurnalis.

Hamas menilai pembunuhan jurnalis sebagai bagian dari persiapan Israel untuk serangan lebih besar di Gaza City. Di tingkat internasional, serangan ini menuai kritik tajam. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutnya bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara Jerman menghentikan ekspor peralatan militer yang berpotensi digunakan di Gaza. Inggris dan beberapa negara Eropa lain mendesak Israel untuk meninjau ulang rencananya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lima korban meninggal akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir, menambah total korban kelaparan menjadi 222 jiwa, termasuk 101 anak. Meski Israel mengklaim telah meningkatkan pasokan bantuan, PBB dan pejabat Palestina menegaskan jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan sebenarnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan