Ubah Sampah Jadi Peluang, DLH Lambar Gelar Pelatihan Daur Ulang

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gelar Pelatihan Kreasi Daur Ulang Sampah di Aula Dinas Kesehatan, Senin (25-8-2025). Foto Dok--

BALIKBUKIT – Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Pelatihan Kreasi Daur Ulang Sampah di Aula Dinas Kesehatan, Senin (25/8/2025). Kegiatan ini menyasar para guru selaku pionir Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) dan bertujuan mendorong pemahaman bahwa sampah bukan hanya masalah, tetapi juga peluang ekonomi.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Pirwan, S.E., M.M., dalam sambutannya mengatakan bahwa permasalahan sampah tidak akan pernah habis selama kehidupan masih berjalan. Ia menyoroti kompleksitas masalah sampah di Indonesia mulai dari volume yang terus meningkat, minimnya infrastruktur dan teknologi, hingga rendahnya partisipasi masyarakat.

“Sampah plastik sulit terurai, bahkan styrofoam bisa jadi mikroplastik yang mencemari lingkungan. Jika tidak ditangani serius, dampaknya bisa menciptakan darurat lingkungan,” tegas Pirwan.

Pirwan menambahkan, pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional terkait pengelolaan sampah yang mengedepankan prinsip ekonomi sirkular dan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kebijakan tersebut diperkuat melalui sosialisasi, pembinaan, pengawasan, hingga sanksi bagi pelanggar.

Ia juga menekankan pentingnya penguatan Bank Sampah dan Pusat Daur Ulang sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan target nasional yaitu 100% sampah terkelola pada 2029.

“Melalui pelatihan ini, diharapkan muncul para inovator yang mampu menjadikan sampah sebagai potensi usaha yang menjanjikan, bukan sekadar masalah lingkungan,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Pemkab Lambar juga menyampaikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) Nusantara Power Unit Pembangkit Bandar Lampung yang telah mendukung pelatihan ini selama dua tahun berturut-turut. Dukungan tersebut dinilai strategis dalam upaya peningkatan kapasitas SDM serta membentuk budaya pengelolaan sampah yang kreatif dan berkelanjutan.

“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut, tidak hanya di sektor pengelolaan sampah, tapi juga kegiatan lain yang mendukung pelestarian lingkungan,” ujar Pirwan.

Kepada para guru peserta pelatihan, Pirwan menegaskan pentingnya peran sekolah dalam menanamkan budaya cinta lingkungan melalui program Adiwiyata. Ia berharap pelatihan ini mampu mengubah sudut pandang bahwa sampah adalah masalah, menjadi keyakinan bahwa sampah adalah sumber daya.

“Melalui pelatihan ini, mari ubah cara pandang kita. Sampah bisa memberi nilai ekonomi jika dikelola secara inovatif dan kreatif,” tutupnya.

Sekadar diketahui, Peserta kegiatan pelatihan daur ulang sampah sebanyak 60 orang guru dan tenaga pendidik yang berasal dari sekolah adiwiyata di semua tingkatan. (lusiana) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan