Orang Tua Ferdi Apriando Terus Menanti Keadilan

Ilustrasi Kekerasan ----

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Sudah lima bulan berlalu sejak Ferdi Apriando, seorang pelajar kelas X di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, meregang nyawa secara tragis usai diduga menjadi korban penganiayaan dalam sebuah acara hiburan organ tunggal di Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Namun hingga kini, kasus yang menyita perhatian publik itu belum menunjukkan titik terang.

Kedua orang tua Ferdi, Fikri Yansyah dan Khai Run Tuti, masih terus menanti keadilan atas kematian anak bungsu mereka tersebut. Mereka berharap, aparat penegak hukum, khususnya jajaran Polres Pesbar, dapat mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap pelaku yang bertanggung jawab.

Ferdi ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri pada Rabu 2 April 2025, sekitar pukul 23.00 Wib, dengan luka-luka di beberapa bagian tubuh dan kepala. Ia ditemukan warga di semak-semak sejauh kurang lebih 145 meter dari lokasi hiburan orgen tunggal.

Korban sempat mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Karya Penggawa sebelum akhirnya dirujuk ke RS Handayani, Kotabumi. Namun nahas, nyawa Ferdi tidak tertolong.

Hasil pemeriksaan medis mengungkap adanya pendarahan serius di bagian otak, yang diduga kuat akibat benturan benda tumpul pada bagian belakang kepala. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa Ferdi menjadi korban tindak kekerasan.

Ferdi dikenal sebagai sosok yang ceria, aktif, dan mudah bergaul. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dan tinggal bersama orang tuanya di Desa Banjar Agung, Kecamatan Way Krui. Kepergian Ferdi yang mendadak dan tragis ini meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarganya, namun juga bagi teman-teman dan lingkungan sekitar yang mengenalnya.

Sejak kejadian itu, pihak keluarga telah beberapa kali menyambangi Mapolres Pesbar guna meminta kejelasan dan perkembangan penyelidikan. Namun, mereka mengaku belum mendapatkan jawaban pasti ataupun informasi terbaru terkait pelaku yang bertanggung jawab atas kematian Ferdi.

”Kami sudah ebberapa kali dating, namun belum ada titik terang. Kami butuh kejelasan. Anak kami tidak meninggal karena sakit, tapi karena dianiaya. Sudah lima bulan lebih, tapi belum ada yang ditangkap,” ungkapnya.

Fikri menegaskan bahwa keluarga besar tidak akan berhenti menuntut keadilan. Mereka berharap polisi menunjukkan keseriusan dan komitmen dalam menangani kasus ini, agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.

”Kami percaya pada pihak kepolisian, tapi kami juga punya hak untuk mendapatkan keadilan. Kami tidak ingin kasus ini dibiarkan begitu saja. Kami akan terus mencari keadilan untuk Ferdi,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Pesbar AKBP Bestiana, S. Ik., melalui Kasat Reskrim Fabian Yafi Adinata., mengungkapkan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan penyidikan terkait kasus tersebut.

”Kami tidak tinggal diam, semua kasus yang terjadi langsung kami tindak lanjuti, saat ini proses penyidikan masih berlangsung, sudah ada terduga pelaku, namun kami masih harus melengkapi data terlenbih dahulu sebelum penetapan tersangka,” ungkapnya singkat. (yogi/*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan